PRAKTIKUM BAKTERI


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Judul Praktikum   : Mengamati bentuk bakteri
I.2. Tujuan Praktikum :
I.2.1. Mengamati dan mempelajari bentuk-bentuk bakteri
I.2.2. Mengetahui jenis-jenis bakteri.

BAB II
LANDASAN TEORI
Bakteri adalah organisme uniseluler (bersel satu) yang tidak memiliki membran inti sel (prokariot) serta umumnya tidak berklorofil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop (berukuran renik/mikroskopis karena panjangnya berkisar 0,5-3 mikron dan lebarnya berkisar 0,1-0,2 mikron). Bakteri merupakan organisme terbanyak jumlahnya karena mudah bereproduksi dan bersifat kosmopolit (hidup bebas di sekitar kita; darat, lautan, udara, bahkan tempat-tempat ekstrim). Bakteri aktif bergerak pada kondisi yang lembab. (Handout Pembelajaran Bakteri, 2016)
Secara garis besar, bakteri dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni Eubacteria (sejati) dan Archaebacteria (kuno). Eubacteria merupakan bakteri pada umumnya yang meliputi sebagian besar organisme prokariot, sementara Archaebacteria merupakan sel-sel paling awal yang memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan organisme eukariotik sehingga Archaebacteria hidup di lingkungan ekstrim yang mirip dengan dugaan lingkungan kehidupan awal di bumi dan dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan. (Biologi untuk SMA/MA Kelas X, 2016)
Eubacteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Organisme uniseluler.
2.      Prokariot (tidak memiliki membran inti sel).
3.      Umumnya tidak memiliki klorofil.
4.      Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi dan mikroskopis antara 0,12 hingga ratusan mikron, umumnya memiliki ukuran rata-rata 1-5 mikron.
5.      Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam.
6.      Dapat hidup secara bebas ataupun parasit.
7.      Sel bakteri menyekresikan lendir ke permukaan dinding sel yang akan membentuk kapsul untuk perlindungan.
8.      Memiliki enzim RNA polymerase yang sederhana dan susunan RNA-r nya khas bakteri.
9.      Peka terhadap antibiotik seperti streptomycin dan chloraphenicol.
10.  Dalam kondisi yang kurang menguntungkan bagi kehidupannya, bakteri dapat membentuk endospora (spora berdinding tebal) untuk melindungi bakteri dari panas dan gangguan alam.
11.  Umumnya memiliki alat gerak berupa flagela.
Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi, namun dilihat dari bentuk dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tipe, yakni bentuk batang (bacillus), bentuk bulat (coccus), dan bentuk spiral (spirillum). Berikut ini adalah tabel mengenai bentuk bakteri.
(Tabel 1.1. Macam-macam bentuk bakteri)
Tipe
Jenis
Keterangan
Contoh
Batang (Bacillus)
Monobacillus
Berbentuk batang tunggal
Escherichia coli

Diplobacillus
Berbentuk batang bergandengan dua-dua
Moraxella lacunata

Streptobacillus
Berbentuk batang bergandengan memanjang membentuk rantai
Streptobacillus moniliformis
Bulat (Coccus)
Monococcus
Berbentuk bulat tunggal
Monococcus gonorrhoeae

Diplococcus
Berbentuk bulat bergandengan dua-dua
Diplococcus pneumoniae

Sarcina
Berbentuk bulat berkelompok empat-empat membentuk kubus
Sarcina lutea

Streptococcus
Berbentuk bulat bergandengan panjang membentuk rantai
Streptococcus pneumoniae

Staphylococcus
Berbentuk bulat berkoloni membentuk buah anggur
Staphylococcus aureus

Tetracoccus
Berbentuk bulat berkelompok empat-empat membentuk bujur sangkar
Micrococcus tetragenus
Spiral
(Spirillum)
Spirillum
Berupa lengkung lebih dari ½ lingkaran dan seperti spiral
Spirillum minor

Vibrio
Berbentuk lengkung kurang dari ½ lingkaran (spiral tak sempurna) dan berbentuk seperti koma
Vibrio cholerae

Spirochaeta
Berbentuk spiral halus dan lentur yang dapat bergerak
Treponema pallidum
 

Bakteri memiliki beberapa bagian yang dibagi menjadi 2, yaitu struktur dasar dan struktur tambahan. Struktur dasar dimiliki hampir semua jenis bakteri, sementara struktur tambahan hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu. Yang termasuk struktur dasar adalah dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan; sementara yang termasuk struktur dasar adalah kapsul, flagellum, pilus/fimbria, klorosom, mesosom, vakuola gas, dan endospora. Berikut ini penjelasan dari bagian-bagian bakteri. (Handout Pembelajaran Bakteri, 2016)
  1. Dinding sel
Dinding sel berfungsi memberi bentuk bakteri, mempertahankan/melindungi bentuk bakteri, dan menjaga agar sel tidak pecah saat lingkungan yang hipotonis (tekanan osmotik lebih rendah). Dinding sel tersusun dari mukopolisakarida dan senyawa peptidoglikan (terdiri atas protein dan polisakarida) yang berpengaruh dalam sistem pewarnaan gram. Sistem pewarnaan gram dikembangkan oleh Hans Christian Gram, dimana ia menjelaskan bahwa bakteri gram positif memiliki peptidoglikan tebal sehingga menyerap warna ungu, sementara bakteri gram negatif memiliki peptidoglikan tipis sehingga menyerap warna merah muda.

  1. Membran plasma
Membran plasma tersusun atas senyawa fosfolipid  (lemak) dan protein yang bersifat selektif permeabel (dapat dilewati zat-zat tertentu/menyerap cairan). Membran plasma berfungsi membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat antara sel dengan lingkungan luar.

  1. Sitoplasma
Sitoplasma adalah bagian sel berisi cairan koloid yang mengandung molekul organik (lemak, protein, karbohidrat), garam-garam mineral, enzim, DNA, ribosom, dan klorosom (khusus bakteri fotosintetik) dan merupakan tempat terjadinya reaksi metabolisme sel. 

  1. Ribosom
Ribosom merupakan struktur butiran-butiran kecil yang tersebar di dalam sitoplasma dan berfungsi dalam sintesis protein (menggabungkan beberapa asam amino). Ribosom tersusun atas senyawa protein dan RNA.

  1. DNA
Bakteri memiliki 2 macam DNA, yaitu DNA kromosom dan plasmid. DNA kromoson merupakan materi genetik yang menentukan sifat-sifat metabolisme bakteri, sementara plasmid adalah DNA ekstra kromosom pada sel bakteri yang dapat menggabungkan atau memisahkan diri dari kromosom agar bakteri dapat beradaptasi dengan lingkungan.

  1. Granula penyimpanan
Bakteri memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau senyawa lainnya yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri (misalkan Thiospirillum yang menghasilkan butir belerang).

  1. Kapsul
Kapsul merupakan lapisan terluar dari bakteri yang menyelimuti dinding sel untuk melindungi/menjaga sel agar tidak kekeringan, membantu pelekatan dengan sel bakteri lain, serta melindungi sel dari antibodi. Berdasarkan ketebalan lapisan, lapisan yang tebal disebut kapsul yang umumnya dimiliki bakteri patogen (penyebab penyakit), sementara lapisan yang tipis disebut lapisan lendir yang dimiliki bakteri saproba (pengurai sisa organisme). Kapsul tersusun dari glikoprotein, sementara lapisan lendir tersusun dari air dan polisakarida. Kapsul dan lapisan lendir adalah senyawa kental dan lengket hasil sekresi bakteri.

  1. Flagellum
Flagellum atau bulu cambuk merupakan alat gerak bakteri yang tersusun dari senyawa protein dan terdapat pada dinding sel. Flagellum memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungan untuk menghindari lingkungan yang merugikan bagi kehidupan bakteri. Berdasarkan jumlahnya, flagellum dibagi menjadi lima, yakni atrik (tidak ada), monotrik (berjumlah satu), lofotrik (banyak di satu sisi), amfitrik (banyak di kedua ujung), dan peritrik (banyak yang tersebar di seluruh permukaan sel).

  1. Pilus/fimbria
Pilus/fimbria adalah struktur berupa rambut halus yang menonjol dari dinding sel, namun berdiameter lebih kecil, pendek, dan kaku daripada flagellum. Fungsi pilus/fimbria adalah untuk membantu bakteri menempel dan melekatkan diri pada suatu medium tempat hidupnya.

  1. Klorosom
Klorosom adalah struktur lipatan di bawah membran plasma yang mengadung pigmen klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya guna membantu bakteri dalam proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.

  1. Mesosom
Mesosom adalah organel sel yang merupakan penonjolan dari membran sel ke arah dalam sitoplasma. Mesosom berfungsi menghasilkan energi, membentuk dinding sel baru saat terjadi pembelahan sel, dan menerima DNA saat konjugasi.

  1. Vakuola gas
Vakuola gas memungkinkan bakteri mengapung di permukaan air sehingga bisa mendapat sinar matahari untuk melakukan fotosintesis. Vakuola gas hanya terdapat pada bakteri yang hidup di air. (Biologi untuk SMA/MA Kelas X, 2016)

  1. Endospora
Endospora adalah spora berdinding tebal untuk melindungi sel bakteri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (misalkan kondisi kekeringan). Endospora merupakan bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif dan terbentuk di dalam sel bakteri. (Laporan Praktikum Bakteri, 2016, sumber internet)
Bakteri dapat hidup di semua tempat karena bersifat kosmopolit (hidup bebas di sekitar kita) sehingga habitatnya pun beragam. Bakteri dapat ditemukan hidup di lingkungan darat (tanah), perairan (air tawar dan air laut), udara, atmosfer, sampah-sampah, permukaan daun, tempat-tempat ekstrim (rawa, lingkungan dengan kadar garam tinggi, dan kawah vulkanik), bahan-bahan makanan, bahkan di dalam tubuh organisme lain (hewan, tumbuhan, dan manusia) ataupun sisa-sisa organisme yang sudah mati. Bakteri juga dapat hidup pada lingkungan dengan suhu yang bervariasi (panas/dingin), pH tertentu (asam/basa), serta ada oksigen ataupun tidak, sesuai dengan jenisnya. (Biologi untuk SMA/MA Kelas X, 2016)
BAB III
METODE PENELITIAN

III.1. Alat dan Bahan
            1. Alat                                                                                                                                    
III.1.1. Mikroskop
III.1.2. Kaca Objek
III.1.3. Kaca Penutup
III.1.4. Spiritus
III.1.5. Pipet Tetes
III.1.6. Lidi
III.1.7. Cawan Petri
III.1.8. Penjepit Kayu
III.1.9. Lap Kain
2. Bahan
III.2.1. Methylene Blue
III.2.2. Air
III.2.3. Kentang yang dibelah dua dan dibusukkan

III.2. Cara Kerja
III.2.1. Kentang direbus, lalu dibelah menjadi 2 dan dibusukkan dengan dibiarkan terbuka
            selama 1 minggu
III.2.2. Diambil sedikit lendir pada potongan kentang dengan lidi
III.2.3. Lendir dioleskan tipis pada kaca objek
III.2.4. Preparat dikeringkan dengan dikipas sambil digerak-gerakkan
III.2.5. Diteteskan Methylene Blue pada preparat dan dibiarkan selama 10 menit
III.2.6. Preparat dilewatkan di atas api spiritus selama 2 sampai 3 kali
III.2.7. Preparat dibilas hati-hati dengan air kran, dikeringkan lagi, dan ditutup dengan
kaca penutup
            III.2.8. Preparat diamati di bawah mikroskop
            III.2.9. Diambil foto dan digambarkan bentuk bakteri yang dapat diamati


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil
Koloni bakteri staphylococcus
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, bentuk bakteri dari lendir kentang yang penulis temukan dan amati adalah bentuk bulat (coccus). Ada 4 jenis bakteri bentuk bulat (coccus) yang penulis temukan, yakni bentuk monococcus, diplococcus, streptococcus, dan staphylococcus. Penulis juga menemukan bakteri berjenis gram positif yang ditunjukkan dengan warna ungu kebiruan. 

IV.2. Pembahasan                                                            
            Dalam melakukan praktikum, penulis melakukan beberapa langkah kerja guna melihat bentuk bakteri. Penulis menggunakan metode pewarnaan sederhana atau pewarnaan tunggal dengan menggunakan indikator Methylene Blue (diteteskan di atas preparat yang berisikan sampel lendir kentang yang telah kering) karena mudah, cepat, dan dapat memperlihatkan bentuk bakteri dengan meningkatkan kontras antara mikroorganisme dengan sekelilingnya.
Dalam penggunaan metode tersebut, indikator Methylene Blueharus didiamkan selama 10 menit agar indikator benar-benar meresap dalam sampel lendir kentang (sel bakteri) sehingga dapat terlihat dengan jelas bentuk bakteri yang ada dan lebih cepat kering (tidak gosong atau menimbulkan kerak) ketika preparat bakteri dipanaskan dengan api spiritus. Pemanasan dilakukan agar sel bakteri benar-benar melekat pada preparat sehingga dapat diamati di bawah mikroskop dengan jernih dan jelas.
            Berdasarkan pengamatan praktikum yang dilakukan, penulis mengamati terdapat bakteri gram positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna peptidoglikan berupa ungu kebiruan karena bakteri gram positif menyerap warna biru atau ungu dan warna kebiruan yang ada di sekitar bakteri ditimbulkan dari pemberian indikator Methylene Blue sehingga preparat sebagian besar bewarna biru.
            Jenis dan bentuk bakteri yang ditemukan oleh penulis kurang beragam karena dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari kentang itu sendiri ataupun dari faktor lingkungan. Faktor yang berasal dari kentang bisa berupa lamanya pembusukan kentang, dimana bakteri yang tertangkap dan berkembang biak kentang kurang banyak akibat lama pembusukan kentang yang kurang. Faktor lainnya adalah dari lingkungan sekitar, yang juga turut mempengaruhi, dimana kentang apabila diletakkan di dalam ruangan tertutup (misalkan di dalam rumah/kamar/toilet) kurang banyak menangkap bakteri karena bakteri lebih banyak ditemukan berada di alam terbuka (kosmopolit).

BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum mengamati bentuk bakteri, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
  1. Penulis menemukan bakteri bentuk bulat (coccus) yang berbentuk monococcus, diplococcus, streptococcus, dan staphylococcus.
  2. Penulis menemukan bakteri berjenis gram positif.

DAFTAR PUSTAKA

D. A. Pratiwi, dkk (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlanga.
Irnaningtyas (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Maulida, Andri (2012). Pewarnaan Mikroba. From maulidafarmasi.blogspot.co.id/2012/07/pewarnaan-mikroba.html, 1 Oktober 2016
Qodar, Abid Ridhotul (2014). Laporan Praktikum Bakteri. From https://abidqodar.wordpress.com/2014/02/05/20, 1 Oktober 2016
Widihasworo, Nawang (2016). Handout Pembelajaran Bakteri.
Wikipedia (2016). Habitat bakteri. From https://id.wikipedia.org/wiki/Habitat_bakteri, 1 Oktober 2016

Share on Google Plus

About -

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment