BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Judul Praktikum : Mengamati beberapa jenis protista
I.2. Tujuan Praktikum :
I.2.1. Mengamati
dan mempelajari beberapa jenis protista
I.2.2. Mengidentifikasi ciri-ciri protista yang diamati
BAB II
LANDASAN TEORI
Protista
berasal dari bahasa Yunani protos
yang artinya pertama. Protista adalah organisme eukariot pertama atau paling
sederhana yang memiliki membran inti sel. Ciri-ciri Protista antara lain adalah
bersifat eukariotik (bermembran inti), uniseluler/multiseluler, berdinding
sel/tidak, menyerupai hewan/tumbuhan/jamur, heterotrof/fotoautrotrof, dan
bergerak aktif (protozoa)/tidak bergerak (alga/jamur). Sebagian besar protista
memiliki alat gerak berupa flagela (bulu cambuk) atau silia (rambut getar),
namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak.
Protista
mudah ditemukan karena hidup di berbagai habitat yang mengandung air, seperti
air tawar, air laut, dan endapan lumpur. Protista juga dapat hidup bebas di
tanah, sampah, tumpukan daun, pasir, maupun di batu, bahkan ada juga yang
bersimbiosis di dalam tubuh organisme lain secara parasit ataupun mutualisme.
Protista juga merupakan organisme penyusun plankton (organisme mikroskopis yang
mengapung/berenang secara pasif atau lemah di atas permukaan air)
Berdasarkan
kemiripan ciri-ciri dan cara memperoleh makanannya, protista dibagi menjadi tiga
jenis, yakni protista menyerupai hewan (protozoa), protista meyerupai tumbuhan
(alga/ganggang), dan protista menyerupai jamur (jamur protista). Alga/ganggang
merupakan protista yang bersifat fotoautotrof karena memiliki kloroplas yang
mengandung klorofil. Ciri-cirinya antara lain bersifat fotoautotrof (melakukan
fotosintesis), memiliki klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya, memiliki
pirenoid untuk menyimpan cadangan makanan hasil fotosintesis,
uniseluler/multiseluler, berdinding sel/tidak, soliter/berkoloni, bergerak
dengan kekuatan sendiri/tidak bergerak,
bereproduksi secara aseksual maupun seksual, metagenesis/tidak, dan
hidup bebas/bersimbiosis dengan jamur membentuk lichen (lumut kerak).
Tubuh
ganggang ada yang bersel satu ataupun bersel banyak dengan ukuran tubuh yang
bervariasi, mulai dari mikroskopis (8 μm) hingga makroskopis (60 meter).
Ganggang memiliki bentuk tubuh tetap karena selnya mempunyai dinding. Ganggang
mikroskopis terdiri atas satu sel dengan bentuk bervariasi, mulai dari bulat,
oval, kotak, segitiga, batang, bahkan seperti bintang. Sementara ganggang
makroskopis terdiri atas banyak sel dengan bentuk tubuh bervariasi, mulai dari
benang (filamen), lembaran, menyerupai rumput, bahkan ada yang seperti rumput
tingkat tinggi.
Ganggang
memiliki strutur tubuh mirip sel tumbuhan, yaitu memiliki dinding sel,
kloroplas, ribosom, DNA, pirenoid, klorofil, dan pigmen fotosintetik lainnya
seperti karoten (kuning kemerahan), xantofil (kuning), fikoeritrin (merah),
fikosianin (biru), dan fukosantin (cokelat). Ganggang juga memiliki
mitokondria, ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan inti sel. Pada
ganggang uniseluler yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil untuk
osmoregulasi (pengaturan tekanan osmotik cairan sel) dan stigma (bintik merah
untuk fotoreseptor). Ganggang jenis Euglena
tidak berdinding sel, namun memiliki pelikel lentur untuk menyokong membran
sel. (Biologi untuk SMA/MA Kelas X, 2016)
Ganggang miltiseluler yang hidup
menempel pada batu akan membentuk struktur menyerupai akar (holdfast), batang (stipe), dan daun (blade).
Bentuk struktur ganggang yang seperti tumbuhan tingkat tinggi, namun tidak ada
akar, batang, dan daun yang sejati disebut talus.
Ganggang
hidup di habitat yang lembab, basah, atau perairan (air tawar ataupun air laut)
yang masih dapat ditembus oleh sinar matahari. Ganggang yang hidup
melayang-layang di dalam air disebut neuston,
sementara yang melekat di dasar perairan atau organisme lain disebut bentik. Bentik dibedakan menjadi 4, yaitu epilitik (melekat di batu), epipelik
(melekat pada lumpur/pasir), epifitik
(melekat pada tanaman), dan epizoik
(melekat pada hewan).
Ganggang
bereproduksi dengan 3 cara. Pertama, secara aseksual dengan pembelahan biner
(secara membujur pada ganggang uniseluler, diawali dengan pembelahan inti dan
diikuti dengan pembelahan sitoplasma), fragmentasi (pemutusan sebagian tubuh
ganggang), dan pembentukan spora vegetatif (apabila kondisi lingkungan baik dan
jumlah makanan cukup). Kedua, secara seksual dengan konjugasi (saling
melekatnya 2 individu berbeda jenis yang diikuti plasmogami/peleburan plasma
sel dan kariogami/peleburan inti sel), singami/isogami (peleburan 2 sel gamet
yang sama bentuk dan ukuran, tetapi beda jenisnya untuk membentuk zigot
diploid), dan anisogami (peleburan 2 sel gamet yang berbeda ukuran dan bentuk
untuk membentuk zigot).
Ganggang
diklasifikasikan menjadi 6 filum berdasarkan pigmen dominan, dinding sel,
cadangan makanan, dan flagela. Filum tersebut adalah Euglenoid (Ganggang berbintik mata merah (stigma) yang tidak
berdinding sel, memiliki flagela, bergerak aktif, dan menyimpan cadangan
makanan berupa polisakarida paramilon), Chrysophyta
(Ganggang emas/ganggang pirang yang berdinding sel, memiliki flagela/tidak, dan
menyimpan cadangan makanan berupa karbohidrat/lemak), Pyrrophyta (Ganggang api yang memiliki flagela), Chlorophyta (Ganggang hijau yang
berdinding sel dari selulosa, memiliki flagela, bergerak aktif, dan menyimpan
cadangan makanan berupa amilum, protein, dan minyak), Phaeophyta (Ganggang coklat yang berdinding sel dan menyimpan
cadangan makanan berupa minyak laminarin), dan Rhodophyta (Ganggang merah yang multiseluler, berdinding sel, dan
menyimpan cadangan makanan berupa tepung florid/bahan agar-agar). (Biologi
untuk SMA/MA Kelas X, 2016)
Protista
memiliki peran atau manfaat yang besar dalam kehidupan mahkluk hidup, khususnya
untuk ekologi dan manusia. Fungsi Alga/ganggang bagi ekologi dan manusia
diantaranya adalah ganggang hijau digunakan sebagai suplemen makanan, obat, dan
kosmetik bagi manusia, ganggang merah digunakan sebagai sumber makanan,
ganggang berjenis chlorella digunakan
sebagai PST (Protein Sel Tunggal) dan sebagai produsen di ekosistem perairan
dalam bentuk fitoplankton, ganggang coklat digunakan sebagai suplemen makanan
pencegah penyakit gondok, ganggang pirang digunakan sebagai isolasi bahan dasar
industri kaca dan penyaring bakteri, dan ganggang jenis lainnya digunakan
sebagai bahan pembuat agar-agar dan pengental produk makanan.
Selain memilki dampak
positif/manfaat, protista juga memiliki dampak yang merugikan, diantaranya
dapat menyebabkan diare, merusak jaringan usus, menyebabkan penyakit disentri,
menyebabkan penyakit tidur pada manusia, dan menyebabkan penyakit surrah pada
ternak sapi, kuda, dan kerbau. (Klasifikasi Kingdom Protista dan Peranannya,
2016, sumber internet)
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1. Alat dan Bahan
1. Alat
III.1.1. Mikroskop
III.1.2. Kaca
Objek
III.1.3. Kaca
Penutup
III.1.4. Pipet Tetes
III.1.5. Gelas
Kimia
III.1.6. Lap Kain
2. Bahan
III.2.1. Air got
III.2.2. Air kolam
III.2. Cara Kerja
III.2.1. Diambil air got dan air kolam dan diletakkan pada
gelas kimia.
III.2.2. Diambil air
got dan air kolam secukupnya dengan menggunakan pipet tetes
III.2.3.
Diletakkan setetes air got dan air kolam pada masing-masing satu kaca objek
III.2.4. Kaca
objek ditutup dengan kaca penutup
III.2.5. Preparat diamati di bawah mikroskop
III.2.6. Diambil foto dan digambarkan bentuk protista yang
dapat diamati
III.2.7.
Diidentifikasikan ciri-ciri protista yang dapat diamati
III.2.8.
Preparat dicuci dengan sabun dan dikeringkan dengan lap kain
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan, ciri-ciri protista yang penulis temukan dalam sampel
air got adalah berwarna hijau/transparan, berbentuk bulat/panjang/tidak
beraturan, serta tidak bergerak. Sedangkan ciri-ciri protista yang penulis
temukan dalam sampel air kolam adalah berwarna hijau, berbentuk
panjang/bulat/tidak beraturan, serta tidak bergerak.
IV.2. Pembahasan
Protista
yang penulis temukan dalam sampel air got maupun air kolam termasuk dalam
protista berjenis alga/ganggang karena memiliki ciri utama yang hampir sama
dengan alga/ganggang, yakni tidak bergerak dan bentuknya tidak berubah-ubah.
Penulis tidak menemukan perbedaan ciri-ciri protista yang signifikan dari
sampel air got ataupun air kolam, namun jika diperhatikan lebih saksama, bentuk
protista di sampel air got lebih beraneka ragam dan unik. Salah satu keunikan
yang dapat penulis temukan adalah protista berwarna transparan yang umumnya
tergolong protozoa, namun tidak bergerak sehingga penulis memutuskan untuk memasukkannya
ke dalam golongan ganggang.
Tingkat
keberagaman jenis protista lebih banyak ditemukan pada air got karena protista
umumnya hidup di lingkungan yang bebas, seperti air sungai, air laut, dan
lainnya. Beberapa protista dapat ditemukan di dalam air kolam namun jumlahnya
sedikit karena sebagian air kolam disaring/dijernihkan terlebih dahulu dengan
alat penjernih air agar ikan yang ada di dalam kolam dapat hidup dengan baik
dan subur (tidak tertekan atau keracunan karena lingkungan yang kotor). Dengan
dijernihkannya air, protista yang ada di dalam air juga ikut tersaring agar air
yang berada di kolam benar-benar bersih dari segala jenis mikroorganisme yang
dapat mengganggu ikan.
Hal lain yang juga turut mempengaruhi
tingkat keberagaman jenis protista adalah keberagaman jenis mahkluk hidup yang
berada di lingkungan tersebut, dimana protista memilki peran untuk menghasilkan
makanan bagi tumbuhan dan hewan invertebrata dalam bentuk plankton, sehingga
semakin banyak jenis mahkluk hidup yang ada di dalam perairan tersebut, semakin
banyak pula jumlah protista yang ada. Selain itu, kebersihan suatu lingkungan
juga turut berpengaruh, dimana beberapa jenis protista digunakan sebagai
indikator pencemaran lingkungan karena hidup subur di tempat basah yang banyak
mengandung sampah/zat organik. Hal tersebut juga mempengaruhi hasil praktikum
dimana penulis tidak dapat menemukan protozoa yang terdapat dalam sampel air
got yang sekaligus menandakan bahwa air got tidak tercemar.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
hasil praktikum mengamati beberapa jenis protista :
- Ditemukan protista yang kemungkinan berjenis alga/ganggang.
- Ditemukan protista yang memiliki ciri-ciri tidak bergerak, bewarna hijau/transparan, dan berbentuk panjang/bulat/tidak beraturan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2016). Klasifikasi Kingdom Protista dan Peranannya.
From
http://kliksma.com/2014/09/klasifikasi-kingdom-protista-dan-peran.html,
31 Oktober 2016
Irnaningtyas (2014). Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
0 komentar:
Post a Comment