PRAKTIKUM REAKSI KIMIA



I. Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi terjadinya suatu reaksi kimia

II. Landasan Teori
            Reaksi adalah transformasi atau perubahan dalam struktur molekul. Reaksi dapat menyebabkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, ataupun penata-ulangan atom-atom dalam molekul. Reaksi kimia merupakan suatu proses dimana terbentuk zat-zat baru sebagai hasil reaksi dari beberapa zat asli yang disebut pereaksi. Suatu reaksi kimia biasanya disertai dengan perubahan fisis, seperti perubahan warna, terbentuknya endapan, pelepasan gas dan energi, serta penyerapan energi. Reaksi kimia dapat dikatakan berlangsung apabila salah satu perubahan tersebut berhasil teramati. Ciri dari reaksi kimia memiliki beberapa ciri-ciri:
a)      Gas
Gas yang terbentuk menyebabkan terbentuknya gelembung. Gelembung bisa muncul dari pemanasan suatu cairan atau pembentukan gas dalam cairan. Biasanya tampak asap yang keluar dari sebuah reaksi dan mengembangnya suatu reaktan.
b)      Endapan
Endapan merupakan zat padat yang tidak larut dalam cairan tersebut. Senyawa-senyawa yang sering digunakan dalam reaksi pengendapan yaitu senyawa-senyawa ionik. Terbentuknya endapan atau tidak dalam suatu reaksi tergantung pada kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Dalam hal ini zat dapat dibagi, yaitu dapat larut, sedikit larut atau tak dapat larut. Jika suatu zat dapat larut dalam air maka termasuk dapat larut, jika tidak dapat larut dalam air maka termasuk sedikit larut atau takdapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama.
c)      Perubahan warna
Suatu reaksi kimia dapat menyebabkan terjadinya perubahan warna pada zat-zat yang bereaksi. Contoh reaksi kimia yang menyebabkan perubahan warna pada zat-zat yang bereaksi adalah reaksi antara larutan FeCl3 (warna coklat) dengan larutan KSCN (tidak berwarna).
d)     Perubahan suhu
Perubahan suhu pada suatu reaksi kimia dapat berupa penyerapan panas atau yang membebaskan panas. Reaksi kimia yang menyerap panas disebut reaksi endoterm. Contoh reaksi endoterm, apabila campuran barium hidroksida dan amonium klorida dimasukkan ke dalam tabung yang berisi air akan menyerap panas sehingga larutan menjadi dingin. Selain itu, proses fotosintesis pada tumbuhan juga merupakan contoh reaksi endoterm. Sedangkan reaksi yang menghasilkan panas disebut reaksi eksoterm. Reaksi eksoterm ditandai dengan kenaikan suhu. Contohnya adalah batu kapur yang dilarutkan dalam air akan mengeluarkan panas sehingga larutan menjadi panas.

Reaksi kimia dapat dibagi menjadi 5 macam sebagai berikut.
a.       Reaksi pembakaran
Reaksi antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru dan panas. Reaksi pembakaran juga dapat menimbulkan api, ledakan, atau hanya menimbulkan pendar. Pembakaran bahan bakar pada umumnya menghasilkan gas karbon dioksida, uap air dan sejumlah energi. Contoh misalnya pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan bermotor.
b.      Reaksi kombinasi
Sering disebut juga dengan reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks yang merupakan unsur bebas. Contoh reaksi penggabungan misalnya pada reaksi antara besi dengan belerang (sulfur) yang  menghasilkan senyawa besi sulfida dan seng dengan belerang dipanaskan menjadi seng sulfida.
c.       Reaksi penguraian
Dalam reaksi penguraian yang terjadi adalah kebalikan dari reaksi penggabungan, dimana suatu zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru. Contoh reaksi penguraian misalnya pada proses elektrolisis air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen dengan menggunakan listrik.
d.      Reaksi penggantian
Dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu reaksi penggantian tunggal dan reaksi penggantian rangkap. Reaksi penggantian tunggal terjadi apabila sebuah unsur menggantikan kedudukan unsur  lain dalam suatu reaksi kimia, misalnya pada reaksi antara kawat tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat. Karena tembaga lebih aktif dari pada perak, maka tembaga mengganti kedudukan perak membentuk larutan tembaga (II) nitrat yang berwarna biru. Reaksi penggantian rangkap dapat terjadi pada penggantian ion antar atom atau senyawa misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH) akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air (H2O).
e.       Reaksi metatetis
Dapat dibagi menjadi reaksi pengendapan, reaksi netralisasi, dan reaksi pembentukan gas. Reaksi pengendapan adalah suatu proses reaksi yang membentuk endapan, seperti pada reaksi antara timbal (II) nitrat dan kalium iodida menghasilkan endapan berwarna kuning timbal (II) iodida dan larutan kalium nitrat. Reaksi netralisasi adalah reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam dan air. Dan yang terakhir adalah reaksi pengendapan gas, yakni reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas, misalnya pada proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme, yaitu ragi. Pada pembuatan roti, ragi yang ditambahkan pada adonan akan menyebabkan adonan roti mengembang. Karena terbentuknya gas karbon dioksida ketika soda kue (NaHCO3) ditambahkan ke adonan dan proses pemanggangan.
          Hubungan antara zat yang terlibat dalam reaksi kimia dapat dihitung dengan persamaan reaksi. Persamaan reaksi berbeda dengan persamaan reaksi matematik dimana jumlah atom yang bereaksi harus sama dengan jumlah atom zat hasil reaksi. Banyaknya zat yang diperlukan dalam reaksi dapat dihitung dari reaksi setara dimana biasanya antara dua campuran zat. Bila senyawa dicampur untuk bereaksi, maka akan tercampur secara kuantitatif stoikiometri dimana artinya semua reaktan habis pada saat yang sama. Kendati demikian, terdapat juga suatu reaksi dimana salah satu reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa. Reaktan yang habis disebut pereaksi pembatas.
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi. Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
            Dalam praktikum ini, digunakan larutan NH4Cl dan Pb(NO3)2 yang bereaksi membentuk PbCl2. Larutan NH4Cl atau ammonium klorida adalah senyawa anorganik berupa garam kristal putih yang sangat mudah larut dalam air. Larutan ammonium klorida bersifat asam lemah. Mineral dalam ammonium klorida umumnya terbentuk pada pembakaran batu bara akibat kondensasi gas-gas yang dihasilkan. Mineral ini juga ditemukan di sekitar beberapa jenis lubang vulkanik. Ammonium klorida merupakan produk reaksi asam klorida dan amonia.
            Larutan Pb(NO3)2 atau timbal (II) nitrat adalah suatu senyawa anorganik yang umumnya dijumpai sebagai kristal tak berwarna atau serbuk putih. Tidak seperti kebanyakan garam timbal (II) lainnya, larutan Pb(NO3)2  larut dalam air. Timbal (II) nitrat bersifat toksik yang digolongkan sebagai berpotensi karsinogenik pada manusia. Akibatnya, timbal (II) nitrat harus ditangani dan disimpan dengan tindakan pencegahan keselamatan yang memadai untuk mencegah terhirup, tertelan, dan terkena kulit. Oleh karena sifat alaminya yang berbahaya, aplikasi terbatas timbal (II) nitrat berada di bawah pengawasan ketat.
            Larutan timbal (II) klorida atau PbCl2 merupakan bentuk hasil reaksi antara larutan NH4Cl dan Pb(NO3)2 berupa padatan putih yang sukar larut dalam air, tetapi larut dalam air panas. Garam ini dapat diperoleh dari interaksi langsung unsur-unsurnya ataupun dari reaksi antara timbal (II) oksida dengan asam klorida atau dari reaksi pengendapan ion Pb2+ dan ion Cl-.  Kristal timbal (II) nitrat tergolong tak berwarna, mudah larut dalam air, dan mudah terhidrolisis (pemecahan senyawa) dalam air membentuk endapan putih hidroksinitrat, kecuali jika larutan dibuat sedikit asam dengan asam nitrat. Padatan timbal (II) nitrat juga tidak stabil pada temperatur agak tinggi.
               Selain itu, dalam praktikum ini digunakan pula pita magnesium dan kalium kromat (K2Cr2O7). Pita magnesium ialah unsur magnesium yang telah ditempa menjadi bentuk pita. Karena bentuk logam magnesium murninya itu berbentuk seperti batuan, maka batuan tersebut ditempa menjadi pita agar memudahkan untuk penggunaannya. Sedangkan Kalium kromat adalah suatu pereaksi kimia anorganik yang umumnya digunakan sebagai agen pengoksidasi. Seperti halnya seluruh senyawa kromium heksavalensi, kalium kromat akut dan secara kronis berbahaya bagi kesehatan. Kalium kromat merupakan kristal padat ionik dengan warna merah/jingga/kuning yang sangat terang. Garam ini populer di laboratorium karena tidak meleleh, berbeda dengan garam yang lebih relevan secara industri natrium dikromat. Di dalam praktikum ini, kalium kromat direaksikan dengan asam klorida yang adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl) yang tergolong asam kuat sehingga harus ditangani dengan tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Gambar pita magnesium
            Tujuan dari reaksi kimia adalah mencampur materi agar dapat menghasilkan materi baru. Oleh karena itu, reaksi kimia pun memiliki manfaat pada kehidupan sehari-hari, yakni menciptakan produk yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari, antara lain sebagai berikut.
a.       Pembuatan Asam Sulfat
b.      Pembuatan Garam
Molekul garam dapur terdiri dari satu atom natrium (Na) yang bergabung dengan satu atau klor (Cl) menjadi molekul NaCl.
c.       Pembuatan detergen
d.      Pembuatan margarin

III. Langkah Kerja
a.     Alat
1.      Rak tabung reaksi
2.      Tabung reaksi
3.      Gelas ukur 10 ml
4.      Lap & Pipet
b.     Bahan
1.     Larutan asam klorida 1 M & 2 M
2.     Larutan timbal (II) nitrat
3.     Larutan ammonium klorida
4.     Larutan NaOH
5.     Larutan kalium kromat
6.     Pita magnesium

c.     Cara Kerja
1.      Disiapkan 4 tabung reaksi yang berukuran sama
2.      Pada tabung pertama, dimasukkan 2cm pita magnesium ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan asam klorida 2 M. Kemudian, tabung reaksi ditutup dengan ibu jari dan mulut tabung reaksi didekatkan ke spirtus.
3.      Pada tabung kedua, dimasukkan 1 ml larutan timbal (II) nitrat ke dalam tabung reaksi dan diteteskan larutan ammonium klorida secara perlahan.
4.      Pada tabung ketiga, dimasukkan 1 ml larutan kalium kromat ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 ml larutan asam klorida 1 M.
5.      Pada tabung keempat, dimasukkan 2 ml larutan NaOH ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan asam klorida 1 M. Kemudian, tabung reaksi diraba dengan jari.
6.      Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada larutan dalam tabung reaksi.
IV. Hasil & Pembahasan
No
Zat Pertama
Zat Kedua
Perubahan yang Terjadi
1
Pita Magnesium
Asam klorida 2 M
Terbentuk gas, suara, dan gelembung air, serta terjadi perubahan suhu
2
Timbal (II) Nitrat
Ammonium klorida
Tidak terjadi perubahan
3
Kalium kromat
Asam klorida 1 M
Warna kuning muda berubah menjadi kuning tua
4
NaOH
Asam klorida 1 M
Terjadi perubahan suhu
            Reaksi antara pita magnesium dengan asam klorida 2 M merupakan reaksi yang menghasilkan gas dan perubahan suhu, karena reaksi tersebut termasuk reaksi eksoterm, yakni reaksi yang melepas kalor ketika sedang berlangsung, sehingga akan terjadi perubahan suhu berupa  panas dan pita Magnesium meleleh. Timbulnya suara meletup saat mulut tabung reaksi didekatkan ke spirtus dikarenakan oleh pembakaran yang memanaskan gas di dalamnya sehingga partikel gas bergerak lebih cepat, dan juga adanya tekanan udara di dalam tabung reaksi sehingga gas terdorong keluar. Reaksi antara Magnesium dengan asam klorida menghasilkan gelembung gas hidrogen sebagai produk reaksi kimia menurut persamaan reaksi berikut :
Mg + 2 HCl = MgCl2 + H2 (g)
            Reaksi antara timbal (II) nitrat dengan ammonium klorida merupakan reaksi pengendapan menurut persamaan reaksi berikut :
NH4Cl (aq) bening  + Pb(NO3)2 (aq) bening = NH4(NO3)2 + PbCl endapan putih
Endapan terbentuk jika larutan memiliki nilai kelarutan yang kecil dan menjadi terlalu jenuh dengan zat terlarut, dimana larutan jenuh merupakan keadaan dimana zat terlarut telah maksimum pada suhu tertentu. Kelarutan suatu endapan sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan endapan bertambah besar seiring dengan kenaikan suhu larutan.
            Pada percobaan yang kami lakukan, tidak terjadi perubahan apapun saat mencapur timbal (II) nitrat dengan ammonium klorida. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh keterbatasan waktu
sehingga endapan belum terbentuk sehingga reaksi belum berlangsung dengan sempurna. Selain itu, juga kemungkinan juga dapat disebabkan oleh ketidak-mampuan NH4Cl untuk melarutkan Pb(NO3)2 dan juga tidak adanya penambahan pelarut lain seperti air.
            Reaksi antara kalium kromat dengan asam klorida 1 M menimbulkan perubahan warna kuning muda menjadi kuning tua  karena kalium kromat merupakan depolarisator, dimana jika dicampur asam klorida akan terjadi perubahan warna sebagai hasil dari penghambatan polarisasi oleh gas-gas hidrogen. Reaksi antara kalium kromat dengan asam klorida dapat dituliskan menurut persamaan reaksi berikut : 2 K2CrO4 + 16 HCl = 2 CrCl3 + 4 KCl + 3 Cl2 + 8 H2O
            Reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida 1 M mengakibatkan perubahan   suhu menjadi lebih panas. Dikatakan terjadi perubahan suhu karena HCl menghasilkan energi (melepaskan kalor) yang ditandai dengan uap panas pada tabung reaksi. Reaksi antara natrium hidroksida dengan asam klorida dapat dituliskan menurut persamaan reaksi berikut :
NaOH+HCl = NaCl+H2O
            Dalam melakukan praktikum ini, perlu diperhatikan untuk penggunaan pipet agar tidak tertukar saat mengambil larutan dan juga penggunaan gelas ukur yang harus dicuci setelah mengambil satu jenis larutan. Hal tersebut dilakukan agar larutan tidak terkontaminasi sehingga hasil produk setelah reaksi tidak rusak. Larutan dikatakan rusak apabila warna dan kejernihannya berubah, semisal air yang jernih apabila tercampur dengan larutan lain yang tak sengaja terambil oleh pipet akan berubah menjadi keruh. Larutan yang rusak dapat mengakibatkan reaksi tidak dapat berlangsung dengan sempurna sehingga hasil reaksi tidak sesuai.
V. Kesimpulan
            Dari praktikum mengidentifikasi terjadinya suatu reaksi kimia, dapat ditarik kesimpulan bahwa reaksi kimia merupakan pencampuran zat yang menghasilkan materi baru, dimana zat pereaksi saling dicampurkan sehingga menghasilkan zat hasil reaksi. Suatu reaksi kimia berlangsung apabila ditandai dengan perubahan, misalnya terbentuk gas (magnesium direaksikan dengan asam klorida), terbentuk endapan (timbal (II) nitrat direaksikan dengan ammonium klorida), terjadi perubahan warna (kalium kromat direaksikan dengan asam klorida), dan terjadi perubahan suhu (natrium hidroksida direaksikan dengan asam klorida).


DAFTAR PUSTAKA 
Berpendidikan (2016). Ciri-ciri Terjadinya Reaksi Kimia dan Contoh Reaksi Kimia dalam             Kehidupan Sehari-hari. From http://www.berpendidikan.com/2016/01/ciri-ciri-terjadinya-reaksi-kimia-dan-contoh-reaksi-kimia-dalam-kehidupan-sehari-hari.html
Endrasperdana (2015). Laporan Praktikum Reaksi Kimia SMA Mahasiswa. From             https://endrasperdana.wordpress.com/2015/06/16/laporan-praktikum-reaksi-kimia-sma-mahasiswa/
Krisnadwi (2014). Jual Pita Magnesium (Mg Ribbon). From https://bisakimia.com/2014/12/03/jual-pita-magnesium-mg-ribbon/
Rumah Belajar (n.d.). Jenis-jenis Reaksi Kimia. From https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=11&idmateri=380&m  nu=Materi3&kl=7
Satrio, Feadry (2012). Penentuan Hasil Kali Kelarutan PbI2. From http://feadry-satrio.blogspot.co.id/2012/12/penentuan-hasil-kali-kelarutan-pbi2.html
Wicaksono, Dwi (2013). Reaksi Kimia. From reaksi--kimia.blogspot.co.id
Wikipedia (2016). Ammonium klorida. From https://id.wikipedia.org/wiki/Ammonium_klorida
Wikipedia (2016). Kelarutan. From https://id.wikipedia.org/wiki/Kelarutan
Wikipedia (2017). Larutan. From https://id.wikipedia.org/wiki/Larutan
Wikipedia (2017). Reaksi Pengendapan. From https://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_pengendapan
Wikipedia (n.d.). Timbal (II) nitrat. From https://id.wikipedia.org/wiki/Timbal(II)_nitrat


Share on Google Plus

About -

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Post a Comment