BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kegiatan kunjungan adalah salah satu kegiatan
sekolah yang diadakan tahunan. Kegiatan ini bersifat wajib bagi semua murid dan umumnya mengunjungi tempat-tempat yang berada di luar kota Surabaya. Tujuan dari diadakannya kunjungan adalah sebagai sarana bagi siswa-siswi
untuk belajar bersosialisasi dalam masyarakat secara langsung. Di samping itu, kegiatan ini juga sangat berperan dalam membentuk pola pikir dan semangat pelajar
untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di sekolah, sehingga
diharapkan siswa-siswi dapat membagikan ilmu yang telah diperoleh kepada
masyarakat dan memiliki rasa kepedulian terhadap sesama.
Pada tanggal 18-20 April 2018, diadakan kunjungan ke CV. Bagus Agriseta Mandiri yang
terletak di Jl. Kopral Kasdi No. 2 Banaran, Bumiaji, Batu-Malang. Diharapkan melalui diadakannya kegiatan kunjungan ke CV. Bagus Agriseta Mandiri, siswa-siswi mendapat wawasan baru terkait industri pengolahan pangan yang berguna di kemudian hari yang mereka peroleh dari
hasil pembelajaran selama kunjungan berlangsung. Selain itu, kegiatan ini juga
dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan, baik bagi pihak sekolah
maupun pihak CV. Bagus Agriseta Mandiri dan warga Batu.
1.2 Tujuan
Tujuan dari diadakannya kegiatan kunjungan ke CV. Bagus
Agriseta Mandiri adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi beberapa tugas yang diberikan
pihak sekolah untuk berbagai mata pelajaran, yakni
biologi, sosiologi, ekonometri,
dan bahasa Indonesia.
2. Mengetahui informasi seputar CV. Bagus
Agriseta Mandiri, misalnya produk yang dibuat, hal-hal
yang dikerjakan,
peralatan yang digunakan, proses produksi produk, pengelolaan limbah dan
sumber
daya manusia, dan sebagainya.
3. Mengetahui metode pemasaran dan
distribusi yang dilakukan oleh CV. Bagus Agriseta Mandiri.
4. Menambah wawasan siswa-siswi seputar
industri pengolahan pangan, khususnya pengolahan buah
apel sebagai ikon Kota
Batu.
1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat siswa-siswi dari
diadakannya kegiatan kunjungan ke CV. Bagus Agriseta Mandiri adalah sebagai berikut :
1. Mendapat pengetahuan seputar industri
pengolahan pangan dan melihat langsung cara kerja
pembuatan produk olahan buah
di lapangan.
2. Mendapat wawasan tentang disiplin ilmu
biologi dan ekonometri yang diterapkan oleh CV. Bagus
Agriseta Mandiri.
BAB
II
ISI
2.1 Jenis
Kegiatan
Kunjungan
siswa-siswi di CV. Bagus Agriseta Mandiri termasuk ke dalam jenis
kegiatan kunjungan lapangan. Siswa-siswi dapat melihat secara langsung di
lapangan terkait industri pengolahan pangan, khususnya pengolahan buah menjadi
berbagai kreasi olahan makanan yang menarik. Selain itu, siswa-siswi juga dapat
mengamati proses pembuatan produk dari awal hingga akhir di CV. Bagus Agriseta
Mandiri dan mengaitkan aspek teori yang didapatkan selama pembelajaran di
sekolah dengan kondisi secara riil yang terjadi di industri pengolahan. Melalui
kegiatan kunjungan lapangan, diharapkan siswa-siswi tidak hanya menyerap teori
secara mentah saja, namun juga dapat menganalisanya dengan baik sesuai kondisi
yang terjadi di lapangan.
2.2.
Hasil Kegiatan
2.2.1.
Profile Singkat CV. Bagus Agriseta Mandiri
CV. Bagus
Agriseta Mandiri (BAM) merupakan industri pengolahan
pangan hasil pertanian berskala kecil yang berdiri pada tanggal 31
Maret 2001 dan berlokasi di Jl. Kopral Kasdi No. 2,
Banaran, Bumiaji, Batu. Usaha ini didirikan oleh Bapak Syamsul Huda dan tergolong
sebagai industri rumah tangga (home
industry) dengan produk unggulannya berupa jenang apel. Pada awal
berdirinya, BAM memiliki asset berupa modal awal
dalam bentuk kas sebesar Rp 4.000.000 dan asset berupa peralatan dalam bentuk
tempat produksi yang saat itu masih dalam status sewa.
2.2.2.
Strategi Pemasaran CV. Bagus Agriseta Mandiri
BAM berperan sebagai pemasok dan pemuas kebutuhan
masyarkat berupa produk-produk olahan dari apel. Karena banyak sekali merk-merk
competitor BAM, maka BAM menjalankan
beberpaa strategi pemasaran. Pertama, BAM mengetahui pangsa pasar yang akan
dituju. BAM mengkaji segmentasi dalam pangsa pasar karena kebutuhan dalam
setiap segmen berbeda. Kedua, BAM menjaga kualitas barang yang ditawarkan dengan
cara menjaga kualitas dalam bidang rasa dan sanitasi. Tidak hanya itu, BAM juga
mendaftarkan merk dagangnya pada pemerintah sesuai standar SNI dan PIRT sebagai
bentuk tindakan persuasif pada calon pembeli. Ketiga, BAM juga menjaga
kuantitas barang yang disediakan namun juga tetap menjaga kualitas barang meskipun
diproduksi secara massal. BAM juga memperhatikan arus kas agar proses produksi
tetap berjalan dan juga menjalankan strategi FIFO (First In First Out) agar barang tidak terbuang sia-sia sehingga dapat
menyebabkan kerugian. Salah satu pangsa pasar terbesar BAM adalah Kota Batu, namun
BAM juga hendak merambah pangsa pasar hingga secara nasional. BAM menawarkan
produk-produknya secara online dan
juga didistribusikan dalam beberapa tempat seperti Jakarta, Bandung, Bali,
Samarinda, dsb. Namun, karena terdapat beberapa tempat di Indonesia yang
cenderung sulit dijangkau, maka rencana BAM untuk merambah pangsa pasar sedikit
terhambat. Meski begitu, BAM merupakan Usaha Kecil Menengah yang tergolong
sukses karena dapat memasarkan produknya hingga ke luar negeri melalui ajang
pameran makanan. BAM menggunakan teori penjualan AIDAS, yaitu Attention (menarik perhatian konsumen), Interest (mengetahui minat konsumen), Desire (mengetahui keinginan konsumen), Action (melakukan penjualan), dan Satisfaction (mengetahui tingkat
kepuasaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan).
2.2.3.
Proses Produksi Produk CV. Bagus Agriseta Mandiri
Proses produksi produk BAM terdiri atas beberapa
langkah dengan tiap jenis produknya memiliki langkah yang berbeda. Untuk proses
produksi keripik apel, awalnya bahan baku dari petani disortir terlebih dahulu
untuk menjaga kualitas produk olahan apel. Apel yang dipilih merupakan jenis Rome Beauty dan Manalagi berkualitas level B dan C yang seringkali ditolak oleh
supermarket karena bentuk fisiknya yang kurang sempurna. BAM juga menolak apel-apel
yang mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti lilin yang digunakan untuk mengilapkan
kulit apel. Setelah disortir, apel dikupas secara manual dengan pengupas dan
dibuang bagian ujungnya untuk menghindari rasa pahit pada produknya.
Selanjutnya, apel dirajam dengan ketebalan yang sama, dicuci, dan direndam
dalam larutan air garam selama 15 menit untuk mencegah proses oksidasi apel
(tidak berubah warna menjadi coklat). Setelah direndam, minyak dipanaskan di
dalam mesin vacuum frying yang mampu
menampung 40 kg apel dengan lama pemasakan 2,5 jam dan memakai 144 liter
minyak. Setelah minyak panas, apel dimasukkan ke dalam mesin untuk digoreng
hingga matang (tidak ada gelembung). Kemudian, apel didinginkan dengan kipas
angin, dimasukkan ke dalam mesin spinner
untuk mengurangi kadar minyak dalam buah apel agar bisa renyah, disortir sesuai
grading kw Super (utuh), kw I (patah
sedikit), dan kw II (ujung apel yang kecil). Setelah itu, apel dikemas dalam
kemasan aluminium foil dengan label yang dilengkapi tangal kadaluarsa dan berat
bersih dengan menggunakan mesin sealer
untuk selanjutnya dijual.
Untuk produksi jenang apel dan dodol
apel, cara produksinya hampir sama namun bedanya terdapat pada salah satu bahan
yang digunakan, yaitu dodol apel menggunakan lebih banyak tepung ketan
sedangkan pada jenang apel menggunakan tepung beras yang lebih banyak. Cara
produksinya adalah, pertama, apel dicuci dengan menggunakan air yang mengalir
untuk menjaga tekstur dan kualitas apel. Kedua, apel dipotong-potong tanpa dikupas
karena bagian kulit apel mengandung paling banyak nutrisi. Ketiga, apel yang
telah dipotong melewati proses pemasakan pertama yaitu penumisan untuk
mengurangi kadar air dari apel. Setelah itu, dimasukkan tepung beras/ketan,
gula pasir merk Gulaku untuk menjaga
rasa, serta ditambahkan juga susu. Ketiga bahan tersebut ditambahkan secara
berurutan. Lalu adonan tersebut diaduk selama 4,5-5 jam. Setelah adonan siap,
adonan didinginkan selama 12 jam. Adonan tersebut dicetak melalui mesin supaya
berbentuk silinder pada setiap produk, lalu dikemas dalam plastik satu per
satu. Hal ini merupakan salah satu contoh dari pengemasan primer. Setelah
pengemasan primer selesai, terdapat pengemasan sekunder dimana 12 biji dodol
dimasukkan ke dalam sebuah pak. Terdapat pula pengemasan tersier dimana
terdapat 24 pak dimasukkan ke dalam satu kardus.
Produk olahan sari apel yang sudah
siap diberikan pengawet alami berupa Natrium Benzoat (C7H5NAO2).
Kementerian Kesehatan Indonesia menetapkan bahwa Natrium Benzoat diperbolehkan
dengan ketentuan setiap 1 kg bahan terdapat 1 gram Natrium Benzoat, namun BAM
menggunakan 0,5 gram Natrium Benzoat pada setiap 1 kg produk olahan apel
sehingga produk yang dihasilkan lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi. Secara
umum, proses produksi BAM dilakukan secara manual dan dibantu oleh mesin untuk
mempersingkat waktu produksi. Setelah produk jadi, produk harus memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan dalam bentuk Quality Control dan Analysis Lab untuk menjaga kualitas produk olahan apel, setelah didistribusikan
pada pasar.
2.2.4.
Pengolahan Limbah Hasil Produksi CV. Bagus Agriseta Mandiri
Sebelum proses produksi dimulai, terdapat proses trimming untuk mensortir bahan baku
berupa apel. Bagian-bagian apel yang nantinya tidak digunakan, yakni kulit
apel, biji apel, dan bagian tengah apel yang cenderung keras, tidak dibuang
begitu saja. Bagian-bagian tersebut ditampung dalam karung yang kemudian didistribusikan
pada warga-warga yang berternak hewan (khususnya kambing dan sapi) untuk digunakan
sebagai bahan pangan hewan ternak. Selain itu, di sekolah-sekolah kejuruan (SMK) sekitar BAM,
kulit apel yang tidak terpakai dimanfaatkan untuk pembuatan teh kulit apel yang
dipadukan dengan bunga rosella dan
wortel. Dengan begitu, dapat dipastikan bahwa limbah yang dihasilkan BAM tidak
mencemari lingkungan.
2.2.5.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia CV. Bagus Agriseta Mandiri
BAM memiliki standar prosedur operasi yang ketat untuk
menjaga kualitas produk tetap prima. BAM mewajibkan pekerjanya untuk senantiasa
menjaga kebersihan diri dan lingkungan karena mereka termasuk bagian penting
dalam proses produksi (secara langsung melakukan kontak dengan produk). Pekerja
diharuskan untuk menjaga kesehatan kuku dan tubuh, juga pekerja diwajibkan
dalam keadaan sehat selama bekerja. Pekerja diwajibkan untuk setidaknya lulusan
SMK. Pekerja dilatih secara rutin agar terampil dalam mengolah produk yang
dihasilkan BAM dan mengetahui keselamatan kerja yang terbaru. Pekerja juga
diwajibkan untuk berkarakter jujur, ulet, berani, berpenampilan menarik,
disiplin, cerdas, kreatif, inisiatif, dan komunikatif. Dengan begitu, pelanggan
dapat merasakan pelayanan yang maksimal sebagai salah satu faktor kepuasan
konsumen dan mutu produk BAM senantiasa terjaga.
2.2.6.
Kendala Kegiatan Kunjungan
Awalnya, kelompok kami merupakan bagian dari kelompok
A, dimana proses kunjungan kami berawal dari penjelasan karyawan BAM. Kami
mengira hal ini merupakan kesempatan yang bagus untuk menggali informasi baru.
Namun, karyawan BAM tidak terlalu menjelaskan secara detail dengan tempo
berbicara yang terlalu cepat sehingga informasi yang diterima masih kurang
jelas. Kunjungan ke BAM juga merupakan pengalaman pertama kami berkontribusi secara
langsung dalam proses pembuatan keripik apel dan proses pengemasan dodol. Hal tersebut
membuat kami membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mempelajari cara
mengupas apel dan mengemas dodol. Namun, waktu yang diberikan terkesan sangat
singkat sehingga kami sendiri merasa telah mengecewakan bahkan membebani
pekerja-pekerja BAM.
2.3.
Opini
Kami, sebagai siswa-siswi yang berkunjung di
BAM, merasa bahwa kunjungan ini berdampak positif bagi kami. Kami mempelajari banyak
hal mengenai proses produksi, distribusi, hingga strategi-strategi pemasaran
yang dilakukan oleh BAM. Kami mengapresiasi kerja keras BAM dalam menorehkan
berbagai penghargaan dari pemerintah dan luar negeri melalui mutu dan kualitas
produk yang disajikan. Kami beranggapan bahwa dengan strategi pemasaran yang
sudah benar, BAM tentu dapat merambah pangsa pasar hingga mencapai luar negeri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dicapai dari kegiatan kunjungan ke CV. Bagus
Agriseta Mandiri adalah siswa-siswi dapat memenuhi
beberapa tugas yang diberikan pihak sekolah untuk berbagai mata pelajaran
(biologi, sosiologi, ekonometri, dan bahasa Indonesia), mengetahui informasi
seputar CV. Bagus Agriseta Mandiri terkait proses produksi dan pengelolaan
sumber daya manusia, mengetahui metode pemasaran dan distribusi yang dilakukan
oleh CV. Bagus Agriseta Mandiri, dan menambah wawasan siswa-siswi seputar
industri pengolahan pangan.
3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk
kegiatan kunjungan ini adalah sebagai berikut :
1. Ada
baiknya diberikan waktu lebih lama dalam proses mempraktekkan produksi olahan
apel
supaya siswa dapat lebih memahami cara meningkatkan nilai jual apel yang
notabene ‘ditolak’
dalam pasar.
2. Penjelasan
teori yang disampaikan oleh salah seorang karyawan BAM kurang jelas sehingga
informasi kurang tersampaikan dengan baik. Ada baiknya karyawan BAM dapat menjelaskan
materi dengan lebih detail agar siswa dapat mengerti betul materi yang
disampaikan.
LAMPIRAN
0 komentar:
Post a Comment