LAPORAN KUNJUNGAN DI DESA PESANGGRAHAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kegiatan kunjungan adalah salah satu kegiatan sekolah yang diadakan tahunan. Kegiatan ini bersifat wajib bagi semua murid dan umumnya mengunjungi tempat-tempat yang berada di luar kota Surabaya. Tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah sebagai sarana bagi siswa-siswi untuk belajar bersosialisasi dalam masyarakat secara langsung. Di samping itu, kegiatan ini juga sangat berperan dalam  membentuk pola pikir dan semangat pelajar untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di sekolah, sehingga diharapkan siswa-siswi dapat membagikan ilmu yang telah diperoleh kepada masyarakat dan memiliki rasa kepedulian terhadap sesama.
Pada tanggal 18-20 April 2018, diadakan kegiatan kunjungan ke warga yang tinggal di Pesanggrahan, Batu, Batu-Malang. Diharapkan melalui diadakannya kegiatan kunjungan ke rumah warga, siswa-siswi mendapat wawasan baru terkait perbedaan budaya dan pola hidup dalam berbagai komunitas masyarakat yang berguna di kemudian hari yang mereka peroleh dari hasil pembelajaran selama kunjungan berlangsung. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan, baik bagi pihak sekolah maupun pihak warga Desa Pesanggrahan, Batu.

1.2 Tujuan
Tujuan dari diadakannya kegiatan kunjungan ke warga Pesanggrahan adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi beberapa tugas yang diberikan pihak sekolah untuk berbagai mata pelajaran, yakni 
    biologi, sosiologi, ekonometri, dan bahasa Indonesia.
2. Mengetahui pola hidup dan budaya yang diterapkan oleh warga Pesanggrahan, khususnya keluarga
    Ibu Masfufah.
3. Menambah wawasan siswa-siswi seputar pembuatan ketan dan pengolahan susu kambing etawa.

1.3 Manfaat
Manfaat yang didapat siswa-siswi dari kegiatan kunjungan ke warga Pesanggrahan adalah sebagai berikut :
1. Mendapat pengetahuan seputar cara pembuatan ketan bubuk dan produk olahan susu kambing 
    etawa dari awal (pengolahan bahan baku) hingga akhir (siap dijual).
2. Mendapat wawasan tentang disiplin ilmu biologi dan ekonometri yang diterapkan oleh warga Desa 
    Pesanggrahan.


BAB II
ISI
2.1 Jenis Kegiatan
            Kunjungan siswa-siswi ke rumah warga Pesanggrahan dan peternakan kambing etawa termasuk ke dalam jenis kegiatan kunjungan lapangan. Siswa-siswi dapat melihat secara langsung di lapangan terkait keseharian yang dilakukan oleh warga Pesanggrahan, khususnya pengolahan ketan menjadi olahan ketan bubuk, serta pengolahan susu kambing etawa menjadi es krim dan kefir. Selain itu, siswa-siswi juga dapat mengamati proses pembuatan produk dari awal hingga akhir di rumah warga Pesanggrahan dan mengaitkan aspek teori yang didapatkan selama pembelajaran di sekolah dengan kondisi secara riil yang terjadi di lingkungan warga Pesanggrahan. Melalui kegiatan kunjungan lapangan, diharapkan siswa-siswi tidak hanya menyerap teori secara mentah saja, namun juga dapat menganalisanya dengan baik sesuai kondisi yang terjadi di lingkungan masyarakat.

2.2. Hasil Kegiatan
2.2.1. Kunjungan di Rumah Ibu Masfufah
2.2.1.1. Profil Singkat Keluarga Ibu Masfufah
            Keluarga Ibu Masfufah beranggotakan tujuh orang dengan lima orang anak. Suami Ibu Masfufah bekerja sebagai penjaga kebun, sedangkan Ibu Masfufah membantu suami dengan berjualan ketan bubuk dan toko barang kebutuhan kelontong, serta menjaga lahan yang ia pergunakan sebagai tempat parkir motor berbayar. Empat tahun yang lalu, ia mulai berjualan ketan bubuk karena, pada saat itu, ia mengandung anaknya yang kelima sembari bekerja sebagai juru masak di Villa Holanda. Ia ingin bekerja sendiri di rumah karena ketika ia lelah ia dapat berhenti untuk beristirahat kapan pun sehingga Ibu Masfufah memutuskan untuk membuka pos ketan di rumahnya.

2.2.1.2. Kegiatan yang Dilakukan selama Kunjungan
            Pada saat kelompok kami mengunjungi tempat tinggal Ibu Masfufah, pertama-tama kami membantu mengupas kelapa dan memarutnya. Setelah itu, kami juga membantu memotong kertas minyak menjadi dua bagian yang sama besar agar sesuai dengan porsi ketan yang diberikan. Semua hal tersebut dilakukan sembari menunggu ketan matang. Setelah ketan matang, kami menakar porsi-porsi ketan bubuk ke dalam kertas minyak yang dibentuk menjadi kerucut dan melipatnya agar ketan tidak tumpah. Berikutnya, kami meletakkan semua ketan yang telah dibungkus ke dalam keranjang dan berkeliling sekitar desa Pesanggrahan sambil berteriak “ketan” dan menemui beberapa warga untuk menjualkan produk ketan milik Ibu Masfufah. Kami berhasil menjual ketan sebanyak 26 bungkus dari 27 bungkus yang kami buat dan Ibu Masfufah merasa sangat senang karena telah dibantu berjualan oleh kami.

2.2.1.3. Proses Produksi Produk Olahan Ketan
            Cara membuat produk olahan ketan sangatlah praktis dan sederhana. Untuk membuat ketan bubuk, pertama-tama ketan dicuci hingga bersih dan direndam semalaman untuk menghasilkan tekstur ketan yang kenyal dan lembut sehingga saat temperaturnya menurun ketan tidak mengeras. Pada pagi harinya, ketan tersebut dikukus menggunakan dandang. Selagi menunggu ketan matang, dibuat bubuk sebagai  penunjang rasa ketan dengan cara kedelai disangrai dengan daun jeruk yang dibuang batang daunnya, ditumbuk, dan dicampur dengan gula dan garam. Selanjutnya, kelapa dikupas, dicuci, dan diparut sebagai penambah rasa gurih ketan. Setelah ketan matang, ketan dimasukan ke dalam pincuk yang terbuat dari kertas minyak beserta dengan bubuk dan kelapanya sebanyak 1 sendok makan. Kemudian, kertas minyak dilipat dengan rapi agar ketan tidak tumpah dan dijual seharga Rp. 4.000 per bungkusnya.
Penulisan sistematis penentuan Harga Pokok Produksi (HPP) Ibu Masfufah adalah sebagai berikut.
Diketahui :
Laba / 2 kg : Rp 40.000
2 kg = 1 dandang = kurang lebih 13 bungkus per masak.
Sekali masak = 1 dandang, 2 kg

Asumsi masak 4x
8 kg / hari = kurang lebih 60 bungkus*
*: Karena tidak terdapat takaran atau ukuran yang akurat pada setiap porsi.
60 bungkus x Rp 4.000 = Rp 240.000
Laba/2 kg x 4 = Rp 160.000
Rp 240.000 – Rp 160.000 = Rp 80.000
Rp 80.000 = harga produksi 60 bungkus
Rp 80.000 : 60 = Rp 1.500 (modal per bungkus)
Harga jual = Rp 4.000
Rp 4.000 – Rp 1.500 = Rp 2.500 (laba per bungkus)
           
2.2.1.4. Proses Distribusi dan Pemasaran Produk Olahan Ketan
            Ibu Masfufah tidak berkeliling untuk menjual produknya mengingat ia juga harus menjaga anaknya yang masih kecil, toko barang kebutuhan sehari-hari, serta tempat parkir yang ia sewakan untuk pengendara roda dua yang ingin mendaki gunung karena warga Desa Pesanggrahan melarang kendaraan roda dua bertransmisi otomatis untuk naik terlalu jauh untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Ibu Masfufah hanya mengandalkan pelanggan-pelanggan setianya untuk membeli ketan yang ia buat. Untuk menarik pelanggan lain, ia meletakkan plang yang bertuliskan “Pos Ketan Cempaka 70” di depan rumahnya.

2.2.1.5. Kode Etik, Nilai-Nilai, dan Tradisi yang Dipelajari
            Ibu Masfufah selalu menjaga kebersihan dari produk ketan yang ia buat. Ia juga tidak pernah mengurangi porsi produknya. Ia akan menambahkan ketan jika ia rasa porsinya kurang meskipun harga yang ditetapkan sama, yakni Rp. 4000. Hal ini tentu mengkhawatirkan bagi kami karena kami merasa cemas jika Bu Masfufah tidak mendapatkan laba yang memadai untuk menghidupi 7 orang anggota keluarga. Ibu Masfufah telah berkecimpung dalam bisnis pembuatan ketan bubuk selama 4 tahun, sehingga dapat dikatakan beliau sudah berpengalaman dalam bidangnya. Dengan begitu, beliau selalu berusaha untuk menjaga kualitas dan sanitasi produk yang dibuat. Beliau termasuk seorang narasumber yang inspiratif secara tidak langsung karena beliau mengajarkan kami beberapa nilai-nilai positif. Kami meneladani sikapnya yang selalu berusaha bekerja keras dan mencari solusi alternatif saat menghadapi kendala. Tidak hanya itu, kami juga mempelajari nilai untuk selalu pantang menyerah dan bekerja keras tanpa pamrih dalam setiap hal yang kita kerjakan. Saat kita bekerja keras, hasil akhir tidak akan membohongi proses yang telah dilewati. Beliau juga sempat menjelaskan tradisi yang pernah ada di kalangan masyarakat suku Jawa. Beberapa puluh tahun yang lalu, saat masyarakat mengalami peristiwa yang membanggakan, misalnya membuka bisnis, pihak yang hendak membuka bisnis mengajak tetangga di sekitarnya untuk makan bersama. Menu yang disajikan berbahan dasar ketan dengan filosofi bahwa ketan yang lengket melambangkan hubungan antar masyarakat yang juga lengket.

2.2.1.6. Kendala selama Kunjungan
            Selama kunjungan berlangsung, kami menghadapi beberapa kendala. Kendala pertama yang kami alami adalah kesulitan saat mengupas kulit kelapa dengan pisau sehingga ada salah satu anggota kelompok kami yang tangannya terluka, dan pada saat memarut kelapa ada 3 orang yang tangannya tergores parutan. Hal tersebut tidak mematahkan semangat kami dalam membantu Ibu Masfufah dan kami tetap melakukan tugas kami sepenuh hati dengan tangan yang sudah diobati. Kendala yang kedua adalah ketika hari menjelang siang kami kesulitan untuk mencari pembeli karena ketan cenderung menjadi sarapan pagi bagi penduduk Desa Pesaggrahan. Walaupun begitu, kami tetap berusaha menjual ketan sampai ke tempat yang jauh dan akhirnya hanya tersisa 1 porsi ketan. Kendala yang terakhir yang kami hadapi adalah ada beberapa anggota kami yang kelelahan sehingga memutuskan untuk memesan taksi online untuk kembali ke tempat tinggal Ibu Masfufah sehingga mereka dinasehati oleh guru pendamping dan menulis refleksi diri terkait hal tersebut.

2.2.2. Kunjungan di Peternakan Kambing Etawa
2.2.2.1. Profil Usaha Bapak Rozikin
            Pak Rozikin sudah mulai berternak kambing sejak tahun 2004, namun pada kala itu masih menggunakan kambing lokal dengan teknologi tradisional dan baru mulai difokuskan untuk beternak kambing etawa yang berasal dari India pada tahun 2012. Terdapat 4 bidang usaha yang dilakukan oleh Pak Rozikin, yakni penjualan bibit, penjualan susu dari kambing etawa, penjualan daging kambing etawa, dan juga kontes kambing. Kambing etawa memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan dengan jenis kambing lainnya karena jumlahnya yang langka. Kambing etawa memiliki telinga, bentuk muka, dan corak warna yang berbeda dari kambing lainnya yang membuatnya menjadi seni yang mahal. Pada awalnya, Presiden Soekarno membawa kambing Jamnapari ras dari Etawah, India, ke Indonesia untuk disilangkan dengan kambing lokal Lumajang. Hasil persilangan inilah yang disebut dengan kambing etawa Ras Senduro. Kambing ini dikenal sebagai penghasil susu kambing dari segala jenis kambing etawa yang ada. Manfaat susu kambing ini pun bermacam-macam, seperti mencegah osteoporosis karena mengandung kalsium yang tinggi, juga sangat baik untuk mengatasi sakit maag dan asma.

2.2.2.2. Proses Produksi Produk Olahan Susu Kambing Etawa
            Pemerahan susu kambing etawa dilakukan saat kambing betina tidak sedang mengandung dan diperah pada pagi hari dan sore hari yang menghasilkan 1 sampai 1,5 liter susu per harinya. Susu kambing etawa dapat diolah menjadi berbagai macam produk pangan, diantaranya adalah es krim dan kefir. Untuk membuat es krim diperlukan sebanyak setengah liter susu kambing etawa dimana 1 liter susu bisa menghasilkan sebanyak 100 cup es krim. Caranya adalah pertama, susu sebanyak setengah liter, garam setengah sendok teh, dan gula sebanyak 190gr dituang ke dalam wadah. Kemudian, ditambahkan air dan tepung yang sudah tercampur ke dalam campuran susu, gula, dan garam. Lalu, dipanaskan adonan hingga mendidih dan hasil adonan tadi ditunggu semalaman agar hasilnya lebih kental. Keesokan harinya, diberi sedikit CMC (Carboxymethyl cellulose) untuk mengentalkan adonan dan juga diberi 1 sendok teh quick agar adonan dapat mengembang. Penyampuran CMC harus dilakukan dengan air terlebih dahulu baru dicampur dengan adonan agar CMC bisa larut di dalam air. Setelah semua tercampur, adonan dimixer selama 15-20 menit (untuk hasil lebih halus bisa dimasukkan kedalam freezer selama setengah jam lalu dimixer kedua kalinya selama 15-20 menit). Setelah hasilnya halus, diberi tambahan perasa. Perasa yang digunakan bermacam-macam, seperti moka, cokelat, dan leci. Selanjutnya, adonan dimasukkan ke dalam cup dan disimpan dalam freezer hingga siap dikonsumsi. Harga 1 cup es krim yang dijual sebesar Rp. 1.500.
            Sedangkan untuk pembuatan kefir diperlukan grain kefir yang diperkirakan berharga Rp. 250.000 per 100 gram. Pertama-tama, 1 liter susu diberikan 50 gram grain kefir ke dalamnya dan diaduk hingga perlahan agar grain kefir tidak mati. Selanjutnya, susu tersebut disimpan ke dalam kotak styrofoam agar suhunya stabil, yakni pada suhu 27 derajat celcius hingga 30 derajat celcius selama 48 jam. Berikutnya, susu dikeluarkan dan disaring dengan menggunakan penyaring dan diaduk perlahan hingga terlihat gumpalan grain kefir yang bisa disimpan lagi. Hasil dari penyaringan tersebutlah yang dijual oleh pak Rozikin sebagai kefir susu kambing etawa.
Untuk penentuan HPP hasil produk olahan susu kambing etawa, awalnya penjual membeli grain kefir yang saat itu terkenal dijual dengan harga tinggi. Asumsinya, penjual membeli 150 gram grain kefir seharga Rp 300.000. Karena grain kefir merupakan makhluk hidup yang dapat berkembang biak selama dirawat dengan benar, penjual tidak membeli grain kefir lagi karena grain kefir hanya memerlukan protein dari susu kambing setiap 3 hari sekali. Dengan begitu, grain kefir dapat dianggap sebagai asset awal bisnis dalam bentuk peralatan. Adanya grain kefir ini secara tidak langsung menekan biaya produksi kefir. Kefir sendiri merupakan salah satu produk hasil olahan dari susu kambing yang di fermentasikan. Sumber daya alam yang digunakan yaitu berupa kambing etawa sebagai salah satu kearifan lokal di Kota Batu diternak sendiri tepat di belakang tempat produksi es krim dan kefir. Peternakan kambing etawa sendiri telah berjalan sejak tahun 2001 hingga pada 2008 kambing etawa akhirnya diternak sendiri. Hal ini juga secara tidak langsung menekan hasil produksi dari produk hasil olahan susu kambing etawa. Narasumber menyatakan, bahwa Harga Pokok Produksi (HPP) diperoleh dari biaya produksi ditambahkan dengan margin. Margin dapat bervariasi dan sifatnya subjektif karena tergantung dengan penjual itu sendiri. Penjual dapat menetapkan berapa persen laba yang ingin di capai. Pada umumnya, 20% merupakan margin yang sering di pakai oleh para penjual. Meski begitu, kembali lagi, bahwa margin bersifat sangat subjektif.

2.2.2.3. Proses Distribusi dan Pemasaran Produk Olahan Susu Kambing Etawa
            Produk Olahan Susu kambing etawa Pak Rozikin didistribusikan ke daerah Malang Raya karena tidak tahan lama. Es krim didistribusikan ke sekolah-sekolah di sekitar Kota Batu, sedangkan kefir dijual haya di sekitar Malang Raya karena tidak tahan lama. Pemasaran produk Pak Rozikin dilakukan dengan metode penjualan secara langsung melalui tokonya dan dikirim langsung ke konsumen.

2.2.2.4. Pengolahan Limbah Kambing Etawa
            Limbah yang dihasilkan oleh kambing etawa adalah berupa feses. Pak Rozikin tidak membuang feses tersebut begitu saja, namun limbah tersebut dibawa ke sawah untuk digunakan sebagai pupuk alami. Limbah tersebut sebenarnya bisa diolah lebih lanjut sebagai pupuk organik yang memiliki nilai ekonomis tinggi, namun karena kendala teknologi Pak Rozikin belum mampu melakukannya.

2.2.2.5. Proses Perawatan dan Pengembangbiakan Kambing Etawa
            Kambing-kambing etawa yang berada pada tempat tersebut jika menghasilkan susu yang bagus akan diperah selama setahun sebelum dikawinkan dengan kambing lainnya. Hal ini dikarenakan pada saat kambing etawa mengandung, susu yang diproduksi tidak keluar dan dikonsumsi oleh janin kambing tersebut. Setelah dikawinkan dengan cara menggabungkan 5 kambing betina dan 1 kambing jantan, salah satu kambing tersebut akan mengandung dan melahirkan. kambing etawa yang sudah melahirkan diatur produksi susunya dengan cara anak dari kambing tersebut mengonsumsi susu induknya dua kali sehari. Awalnya,  Pak Rozikin memakai susu sapi agar susu kambing indulnya dapat diolah, namun karena masalah harga maka Pak Rozikin memutuskan untuk meminumkan anak kambingnya dengan susu induknya

2.2.2.6. Hal yang Diperlukan untuk Merintis, Mempertahankan, dan Mengembangkan Sebuah Usaha
            Menurut kami, hal-hal yang harus dimiliki untuk merintis sebuah usaha ialah keberanian untuk membuat sesuatu yang baru. Karena memang pasar membutuhkan waktu untuk beradaptasi terhadap suatu produk baru (terutama inovasi yang belum ada sebelumnya), seorang perintis usaha harus memiliki sifat berani untuk menabrak segala resiko yang ada. Perintis harus berani untuk tetap bertahan dalam adaptasi sampai melewati masa itu untuk dapat lanjut ke jenjang usaha yang lebih tinggi lagi. Utnuk merintis usaha, seorang juga perlu memiliki kreativitas dalam membuat produk. Hak ini sangat diperlukan karena jika produk sama persis menembak produk lain yang ada di pasar, konsumen akan cenderung memilih untuk membeli produk yang lebih lama ada di pasar karena lebih terpercaya. Oleh sebab itu, seorang perintis usaha harus dapat membuat produk yang berbeda dengan yang sudah ada di pasar bebas.
Untuk mempertahankan sebuah usaha, seorang memperlukan beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Seperti yang telah tertulis di paragraf sebelumnya, seorang pengusaha harus melalui masa adaptasi pasar. Sebagai hasil dari hal ini, seorang pengusaha harus memiliki kecekatan dan semangat dalam bekerja. Ia harus kuat bila produk ditolak konsumen di depannya atau dibilang tidak sesuai. Hal ini harus terus dilakukan sampai pada akhirnya produk sudah berhasil diadaptasi pasar. Jika tidak kuat mental, maka seorang pengusaha akan segera berhenti dari tujuan awalnya, yaitu untuk terus bekerja. Tak hanya itu, produk yang dihasilkan harus juga mengandung inovasi yang baru sesering mungkin. Dengan ini, pasar tidak akan bosan dengan produk yang ada dan jika seorang pengusaha lain mencoba untuk menembak produk sama persis, produk milik pengusaha awal akan selalu punya inovasi yang berbeda.
Untuk mengembangkan sebuah usaha, menurut kami, pengusaha harus dapat keluar dari zona nyamannya. Jika ia biasa untuk berjualan hanya dalam lingkup kampung atau desa, ia harus dapat memperluas wilayah cakupan. Jika ia biasa untuk menjual produknya dengan rasa coklat misalnya, ia harus dapat berinovasi untuk menghasilkan rasa-rasa baru supaya dapat diterima konsumen yang lebih luas (misalnya yang tidak suka coklat). Sebuah usaha juga tidak akan dapat berhasil tanpa belajar dari yang lain. Untuk berkembang, seorang pengusaha harus berani meniru lawannya, namun dengan mengeliminasi kekurangan produk lawannya sebanyak mungkin. Seorang pengusaha yang ingin berkembang juga tidak boleh mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Ia tidak boleh pelit untuk memberi keuntungan bagi pengusaha lain misalnya, reseller, distribusi, agen, ataupun titip jual.

2.2.2.7. Nilai yang Dipelajari dari Bapak Rozikin
Nilai yang dapat dipelajari dari keluarga Pak Rozikin dalam mengembangkan usahanya adalah semua usaha dapat menjadi besar apabila dijiwai dengan ketekunan, kesabaran, dan kepahaman akan usaha yang dijalani. Pak Rozikin juga mencari banyak cara alternatif untuk mengembangkan usahanya sebagai bentuk nilai kreatif dan inovatif.

2.3 Opini
            Menurut kami, kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami karena kami dapat belajar untuk berusaha keras dalam keadaan yang berat, misalnya dalam keadaan terik matahari yang menyengat dan jalanan yang tidak rata dan curam. Kami juga belajar bagaimana warga Desa Pesanggrahan mencukupi kebutuhan hidup mereka dengan mengolah dan berjualan produk unggulan Kota Batu. Masukan yang dapat kami berikan bagi Ibu Masfufah terkait meningkatkan pendapatannya adalah Ibu Masfufah hendaknya menambah jumlah tenaga kerja yang digunakan sehingga dapat memproduksi ketan lebih banyak lagi dan membuka lapangan kerja baru bagi warga Desa Pesanggrahan lainnya. Selain itu, Ibu Masfufah hendaknya memperluas pangsa pasarnya dengan memasarkan barang dagangannya setidaknya di daerah Malang Raya sehingga dagangannya dapat lebih dikenal banyak orang.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat dicapai dari kegiatan kunjungan di Desa Pesanggrahan adalah siswa-siswi dapat memenuhi beberapa tugas yang diberikan pihak sekolah untuk berbagai mata pelajaran (biologi, sosiologi, ekonometri, dan bahasa Indonesia), mengetahui pola hidup dan budaya yang diterapkan oleh warga Pesanggrahan (khususnya keluarga Ibu Masfufah), dan mendapat wawasan baru seputar pembuatan ketan dan pengolahan susu kambing etawa.

3.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk kegiatan kunjungan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk kegiatan kunjungan di peternakan kambing etawa, ada baiknya jangka waktu praktik di
    lapangan secara langsung diperbanyak dan jangka waktu penyampaian teori dipersingkat agar tidak
    membosankan.
2. Untuk kegiatan kunjungan di rumah Ibu Masfufah, ada baiknya apabila Ibu Masfufah memberi 
    siswa lebih banyak kesempatan untuk turun tangan dalam pembuatan ketan karena kami hanya 
    diberi sedikit kesempatan untuk membuat ketan bubuk dan kebanyakan waktu digunakan untuk 
    berjualan keliling Desa Pesanggrahan.

LAMPIRAN
Kambing-kambing etawa milik Pak Rozikin
Share on Google Plus

About -

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

1 komentar:

  1. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) | pin bb : 58cd292c "

    ReplyDelete