BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kuda
merupakan salah satu ternak yang sudah lama dikenal dan digemari oleh
masyarakat Indonesia. Menurut Soehardjono, beberapa jenis kuda yang ada di
Indonesia diataranya jenis kuda poni (tinggi pundak kurang dari 140 cm) yang
dianggap sebagai keturunan kuda Mongol dan kuda Arab. Kuda tersebut pada
umumnya diberi nama sesuai dengan daerah asalnya dan tersebar di seluruh
wilayah Indonesia, diantaranya kuda Gayo, Batak, Jawa, Priangan, Sulawesi,
Lombok, Bali, Sumbawa, Sandel, Timor, dan Flores. Sejak dahulu, kuda telah
digunakan sebagai sarana transportasi untuk menuju daerah pedalaman yang
terisolasi sehingga masyarakat daerah pedalaman dapat berkomunikasi dengan masyarakat
luar. Seiring berkembangannya zaman, peranan kuda di Indonesia yang semula
terbatas hanya sebagai sarana transportasi telah beralih fungsi sebagai sarana berolahraga
yang disebut dengan kuda pacu.
Pacuan
kuda adalah olahraga berkuda yang telah ada sejak dahulu kala. Kuda dilatih
untuk berpacu menuju garis akhir (finish)
melawan peserta lainnya. Banyaknya peminat olahraga berkuda, khususnya di
Indonesia, membuat banyak kalangan peternak mengawinkan kuda lokal dengan kuda
pacu dari luar seperti kuda pacu Thoroughbred.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan kuda pacu yang mampu beradaptasi dengan
kondisi iklim dan lingkungan Indonesia.
Kuda
pacu di Indonesia memiliki salah satu ajang perlombaan terbesar untuk
mempertontonkan kemampuannya, yaitu kejuaraan Derby Nasional. Kejuaraan Derby
Nasional ini merupakan salah satu kejuaraan pacuan kuda yang sangat terkenal
dan cukup bergengsi di Indonesia. Kuda pacu yang bertanding dalam kejuaraan
tersebut ialah kuda yang benar-benar sudah disiapkan dan terlatih dengan baik,
dan berasal dari seluruh daerah di Indonesia. Selain kuda berasal dari persilangan
yang baik dan pemberian makan yang tepat, pola latihan juga merupakan salah
satu upaya dalam menghadapi kejuaraan Derby guna mendapatkan hasil yang
maksimal atau sesuai harapan.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun
beberapa permasalahan berdasarkan latar belakang di atas yang akan dibahas
adalah sebagai berikut :
1. Sejarah
pacuan kuda
2. Pengertian
pacuan kuda
3. Peraturan
dalam permainan pacuan kuda
4. Teknik-teknik
dalam permainan pacuan kuda
5. Media
dalam permainan pacuan kuda
6. Informasi
lain seputar pacuan kuda
1.3.
Tujuan
Adapun
beberapa tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui
sejarah pacuan kuda
2. Mengetahui
pengertian pacuan kuda
3. Mengetahui
peraturan dalam permainan pacuan kuda
4. Mengetahui
teknik-teknik yang digunakan dalam permainan pacuan kuda
5. Mengetahui
sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan pacuan kuda
6. Mengetahui
informasi lain seputar pacuan kuda
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah Pacuan Kuda
Menurut
temuan ilmiah, kebersamaan antara manusia dengan kuda sudah dikenal sejak zaman
purba pada kurun waktu 5.000 tahun yang lalu. Namun, pada kala itu daging kuda
juga merupakan santapan para manusia purba. Tidak ada bukti yang menjelaskan
siapakah orang yang pertama kali menjinakkan kuda sehingga mau ditunggangi oleh
manusia. Penunggang-penunggang kuda hebat yang terkenal umumnya berasal dari
suku Yunani (Xonophon) dan suku
Romawi. Bagi kedua suku tersebut, menunggang kuda berfungsi sebagai alat pacuan
dan olahraga. Dalam hal militer, tentara Yunani dan Romawi menggunakan kuda
sebagai alat bantu transportasi dalam peperangan, bahkan pada tahun 400 SM, suku
Yunani sudah mengeluarkan prinsip-prinsip dasar menunggang kuda yang sampai saat
ini masih sering digunakan.
Memasuki
zaman Renaissance, banyak bangsawan
yang mendalami olahraga menunggang kuda di sekolah-sekolah besar menunggang di
Eropa. Italia adalah negara yang pertama kali mendirikan sekolah tunggang-menunggang
kuda pada tahun 1532 yang didirikan oleh Fredrico Gisone. Pakar menunggang
kuda, Pluvinel dan La Guérinière, adalah orang-orang yang sangat memberikan
kontribusi besar untuk seni tunggang kuda di sekolah Kavaleri yang terletak di
Saumur Prancis yang berdiri pada tahun 1768. Masyarakat lebih mengenal istilah
menunggang kuda sebagai olahraga pada bagian kedua abad ke-19. Satu-satunya
sekolah menunggang kuno yang masih bertahan sampai sekarang adalah Spanish Riding School yang berdiri di
tahun 1572 di Wina, Austria.
Di
Indonesia, kuda digunakan oleh petani pada umumnya di beberapa daerah ketika
zaman kerajaan. Kuda hidup cukup berdekatan dengan petani sehingga digunakan
sebagai alat untuk menarik bajak sawah dan juga sebagai alat transportasi.
Sejarah olahraga menunggang kuda di indonesia mencatat bahwa dahulu kuda juga
digunakan sebagai alat untuk berburu di hutan-hutan oleh rakyat Nusa Tenggara
Barat dan Timur. Pada abad ke-16 di Pulau Jawa, kuda menjadi simbol keagungan
bagi kerajaan-kerajaan yang berperang.
Masuknya
olahraga pacuan kuda di Indonesia sebenarnya dibawa oleh bangsa Belanda, dimana
pacuan kuda dilakukan saat hari-hari pasar dan ulang tahun ratu Belanda.
Kemudian, banyak daerah-daerah di Indonesia yang juga ikut melakukan kegiatan
pacuan kuda tersebut sehingga dibuatlah ternak-ternak tradisional yang
diantaranya terletak di Sumatra Barat, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sulawesi Utara, Selawesi Selatan, dan Nusa Tenggara. Kegiatan ternak tersebut
melahirkan kuda-kuda pacu lokal yang diberi nama kuda Batak, Minahasa, Sumba,
Priangan, Mangatas, dan kuda Sandel. Olahraga menunggang kuda mulai terkenal
ketika prajurit-prajurit Belanda mulai rutin mengadakan lomba lompat rintangan
dalam pacuan kuda yang pada kala itu digelar di kota Cimahi. Hingga saat ini,
peningkatan kebutuhan kuda di Indonesia utamanya adalah untuk keperluan
olahraga (menjadi tontonan olahraga).
2.2.
Pengertian Pacuan Kuda
Pacuan
kuda adalah olahraga berkuda yang bertujuan untuk memacu kuda secepat mungkin
menuju garis akhir (finish) melawan
peserta lainnya. Pacuan kuda merupakan aktivitas hiburan bagi banyak orang dan
biasa dilakukan di lapangan atau di arena pacuan kuda Olahraga pacuan kuda di
Indonesia berada di bawah nauangan Persatuan Olahraga Berkuda
Seluruh Indonesia (PORDASI) dan dapat dibagi menjadi 4 cabang, yakni sebagai
berikut.
1. Tunggang
Serasi (Dressage)
Cabang dari olahraga berkuda ini
menuntut keserasian baik penunggang maupun kudanya pada saat melakukan suatu
gerakan, dimana keterampilan dan pengalaman penunggang sangat menentukan untuk
menciptakan atau membentuk kelincahan dan keluwesan dari tiap gerakan yang
dihasilkan sehingga terkesan kuda melangkah dan bergerak atas dasar keinginan
sendiri tanpa adanya perintah dari penunggang.
2. Lompat
Rintangan
Tujuan utama dari lompat ringtangan
adalah menyelesaikan course atau lintasan yang telah ditentukan tanpa
menjatuhkan rintangan. Panjang lintasan minimal 150 m, maksimal 1200 m. Luas
arena standar internasional adalah 90 x 45 m dengan alas pasir atau rumput. Jenis
rintangan terdiri dari lompat tinggi (misalnya vertical, upright, dan wall,
dengan tinggi maksimal 1,6 m), lompat jauh (lebar 2,5 m sampai 4,5 m) dan
tinggi jauh (triple-bar dengan tinggi maksimal 1,6 m dan lebar maksimal 2,20
m). Rintangan-rintangan tersebut berjumlah 6-14 buah di satu lintasan dan dapat
berdiri sendiri atau digabungkan dalam kombinasi yang terdiri dari dua sampai
tiga rintangan dengan jarak antara dua rintangan minimal 6,5 m dan maksimal 12
meter. Batang kayu (poles) dengan
panjang 3,5 m atau 4 m dan berdiameter ± 10 cm diletakkan pada cups yang dipasang di sayap rintangan
dan dapat jatuh apabila tersentuh kaki kuda.
3. Trilomba
Trilomba (eventing) adalah pertandingan kombinasi yang mengandalkan
pengalaman penunggang dalam semua nomor berkuda, yakni memiliki kecekatan dan
serba bisa. Pesertanya mengikuti pertandingan kombinasi yang terdiri dari tiga
tes. Perhitungan trilomba dilakukan dalam sistem poin penalt. Artinya, para
peserta berusaha mendapatkan angka penalti sesedikit mungkin untuk mengungguli
pertandingan yang umumnya berlangsung selama satu hingga tiga hari.
4. Endurance
Endurance
merupakan kompetisi melawan waktu untuk menguji kecepatan dan kemampuan
ketahanan kuda. Satu kompetisi
terdiri dari berberapa tahap yang dapat berlangsung hingga dua hari atau lebih.
Rata-rata jarak minimum untuk pertandingan internasional biasa adalah 80 km dan
dalam pertandingan resmi 100 km. Untuk kejuaraan satu hari, jaraknya biasanya
160 km dengan waktu tempuh sekitar 10 hingga 12 jam. Yang terpenting dari endurance adalah menjaga kondisi kuda
agar detak jantung kuda tidak melampaui 64 detak per menit, tidak boleh
pincang, dehidrasi, anemia, kulit lecet, dan kram. Peserta yang menyelesaikan
pacuan dalam waktu tersingkat dan dengan kuda berkondisi baik hingga 2 jam
setelah pacuan berhenti dinyatakan menang. Endurance dinilai sangat cocok untuk
masyarakat berkuda Indonesia karena beberapa faktor, antara lain biaya yang
relatif rendah, membutuhkan fasilitas minim, kuda apa saja dapat mengikutinya
asal sehat, kuda Indonesia (terutama dari Padang) sangat cocok karena menuntut
ketahanan dan stamina kuda yang baik, tidak
memerlukan kuda bersilsilah, peralatan canggih atau mahal.
2.3.
Peraturan Pacuan Kuda
Peraturan
utama pacuan kuda adalah apabila seorang pemain melakukan kesalahan, seperti
menjatuhkan sebuah rintangan dan menolak atau melebihi waktu yang diperbolehkan,
ia akan dikenakan faults atau angka
kesalahan. Untuk setiap rintangan yang jatuh, dikenakan empat faults dan hanya diperbolehkan menolak
satu kali. Pada penolakan kedua, judge bunyikan lonceng yang menandakan bahwa
peserta tereliminasi atau tersisihkan dari putaran yang sedang dijalankan.
Eliminasi juga terjadi apabila penunggang melompati rintangan sebelum lonceng
menandakan start, apabila kuda enggan melewati garis start atau finish, dan
apabila melompati rintangan yang salah atau dari arah yang salah. Jatuh dari
kuda dan jatuh bersama kuda juga dapat menyebabkan tereliminasi. Untuk melebihi
waktu yang diperbolehkan, faults
diberikan per satuan detik, tergantung dari tipe kompetisi. Waktu yang
diperbolehkan didapat dari perhitungan panjang lintasan dengan kecepatan yang
bervariasi antara 300 m hingga 400 m per menit. Batas waktu adalah dua kalinya
waktu yang diperbolehkan dan apabila melewatinya dapat menyebabkan eliminasi
juga. Pemenang kompetisi ialah pemain yang memiliki angka kesalahan paling
kecil dan dapat meyelesaikan lintasannya dalam waktu tercepat atau mengumpulkan
poin tertinggi.
2.4.
Teknik Pacuan Kuda
Sebelum
menunggang, sebaiknya pemain melakukan senam pemanasan agar otot badan lentur
dan kuat, dan terhindar dari kram betis, kram pangkal paha, sakit di perut dan
pinggang. Sesudah senam, pemain melakukan langkah persiapan dan menyesuaikan
diri dengan kuda. Lalu, pemain melakukan persiapan menunggang dengan memegang
tali kekang dari arah kiri atau kanan dan mengajak kuda berkeliling jalan kaki
sejenak sambil memperhatikan kesehatan kuda. Setelah itu, pemain mengikat
pelana dan stel pijakan kaki hingga cocok dan kuda siap ditunggangi.
Kemudian,
pemain naik ke atas kuda dari sisi kiri kuda sehingga hentakan kuat karena jika
hentakan dan pegangan tangan kuat, maka sekali pemain loncat langsung berada
pada posisi duduk. Jika terlalu kuat, maka pemain bisa lewat dan merosot pindah
ke sebelah kanan kuda. Lalu, pemain duduk di atas pelana dengan posisi siap
bergerak dan melakukan satu diantara ketiga hal di bawah ini. Apabila pemain
selesai menunggang, maka ia dapat segera melakukan senam pelemasan agar otot
regang kembali dan pemulihan berjalan dengan cepat.
1. Jalan
biasa, dengan sedikit menghentak kedua kaki ke perut kuda dan kuda akan
bergerak maju. Pemain duduk di pelana sambil menjaga keseimbangan tubuh dengan mengatur
pinggang agar nyaman dan pijakan kaki juga ringan untuk keseimbangan dan
bantuan kendali kuda.
2. Lari
biasa, dengan merapatkan kedua kaki ke tubuh kuda dan kuda akan berlari dengan
kecepatan normal. Pemain memegang tali kendali dengan agak pendek diikuti
tangan yang mengikuti irama kepala kuda dan sering terjadi posisi pantat
mencong kanan atau kiri yang menjadi penyebab utama tibulnya kram kaki pada
pemain.
3. Lari
cepat, dengan kedua kaki dan paha rapat ketat ke tubuh kuda sehingga pantat
pemain terangkat melayang selama kuda lari cepat. Suara kaki kuda hanya 2
ketukan panjang dan pemain memegang tali kendali secara ketat diikuti kedua
tangan menyesuaikan dengan irama kepala kuda maju dan mundur. Pemain harus
lebih berhati-hati karena apabila mencapai 30 km/jam ke atas, pemain bisa
terpisah dengan loncat atau jatuh ke depan dan kuda berbelok sendiri tanpa
joki.
2.5.
Sarana dan Prasarana Pacuan Kuda
Ada beberapa peralatan dasar yang
wajib dikenakan demi keselamatan, baik oleh pemain (penunggang) maupun kuda
yang akan ditunggangi. Peralatan bagi penunggang terdiri atas peralatan
keamanan dan pelindung diri, antara lain helm, sepatu tunggang (boot), pelindung dada dan kacamata (bila
perlu), dan pecut. Sedangkan peralatan bagi kuda terdiri dari peralatan punggung
dan peralatan kepala. Peralatan punggung terdiri atas pelana atau saddle, alas
saddle, sanggurdi, tali sanggurdi, dan tali perut, sedangkan peralatan kepala
terdiri atas sarungan kepala (headstall)
dengan berbagai variasi misalnya noseband,
kendali besi (bit), tali kekang (reins), martingal untuk membantu menggendalikan
kuda, dan tali tuntunan.
2.6.
Informasi Lain tentang Pacuan Kuda
2.6.1
Istilah-Istilah dalam Pacuan Kuda
Dalam
dunia permainan pacuan kuda, digunakan beberapa istilah tertentu sebagai
penyebutan suatu benda, tindakan, atau situasi. Beberapa istilah yang sering
digunakan dalam permainan pacuan kuda antara lain sebagai berikut.
1. Drawing adalah sebuah rapat penentuan race untuk suatu perlombaan pacuan.
Diadakan dua atau tiga hari menjelang pacuan hari pertama dan bertujuan untuk
menentukan kelas dan race
masing-masing kuda. Sebelum acara drawing,
masing-masing kuda akan diukur ketinggiannya oleh dewan juri pacuan sesuai
aturan PORDASI.
2. Race adalah istilah untuk menyebut
pertandingan pacuan kuda. Dalam satu hari pacuan biasanya terdapat 10 hingga 13
race. Masing-masing kuda hanya boleh
lari pada 1 race sesuai dengan kelas
yang dipilih.
3. Scratch adalah istilah yang dipakai bila
kuda tidak jadi ikut lomba, baik dengan sukarela ataupun terpaksa, karena tidak
bisa masuk start gate dalam batas
waktu yang sudah ditentukan.
4. Start gate adalah peralatan untuk melakukan start dalam suatu lomba pacuan kuda.
Bentuknya adalah rangkaian besi untuk memasukkan kuda dan pemain sebelum aba-aba
start dilakukan. Start gate berbentuk sebuah rangkaian beberapa kotak yang longgar
sehingga kuda bisa berhenti dan menunggu untuk dilepas melesat ke depan. Pintu start gate tertutup rapat dan akan
terbuka secara bersamaan setelah bendera start
dan tuas start ditekan oleh seorang start master. Start gate dapat dipindahkan sesuai garis start yang ditentukan dengan bantuan kendaraan penarik.
5. Start master adalah petugas dalam lomba pacuan yang
bertugas sebagai pelepas kuda.
6. Gate Master adalah petugas yang bekerja di lingkungan
start gate,yakni memasukkan
kuda-kuda ke dalam kotak-kotak start gate,
menutup pintu start gate, memindahkan
start gate, dsb.
7. Dewan Stewards (dewan juri) adalah dewan yang
bertanggung jawab atas jalannya lomba pacuan, yakni menentukan apakah pacuan
bisa diteruskan atau diberhentikan, menentukan apakah kuda boleh diikutkan atau
tidak, menentukan siapakah pemenang suatu lomba, menentukan pelanggaran, dan memberikan
peringatan.
8. Photo Finish adalah Suatu peralatan fotografi
yang dipasang di garis finish untuk
merekam kuda-kuda yang masuk garis finish
untuk menentukan pemenang lomba pacuan kuda (yang pertama kali masuk garis finish).
9. Band adalah garis pembatas track pacu terbuat dari kayu, fiber,
beton, besi, atau bahkan tali yang terangkai mengelilingi track pacu. Band dalam
dibuat setinggi 40-60 cm, sedangkan band luar setinggi 80-100 cm.
10. Track adalah jalur melingkar berbentuk
oval lebarnya antara 10 hingga 15 m sebagai jalur pacu kuda. Landasan
bervariasi, seperti tanah hitam, rumput, atau pasir. Sesuai aturan PORDASI,
kuda berlari mengelilingi track dengan
arah searah jarum jam (kanan) dan tidak boleh keluar dari track pacu selama perlombaan berlangsung.
11. Stall Paddock adalah suatu area di lapangan
pacuan kuda dimana kuda-kuda menunggu pacuan dimulai. Kuda-kuda akan berjalan
beriringan sesuai dengan nomor punggung masing-masing.
12. Control Tower adalah sebuah menara untuk Dewan Stewards sebagai tempat melakukan
kontrol memonitor jalannya lomba pacuan kuda.
2.6.2 Jenis-Jenis Kuda di Indonesia
Penyebaran kuda di Indonesia
sudah berlangsung sejak waktu yang lama. Belum ada bukti yang menjelaskan penyebaran
kuda-kuda tersebut. Jenis-jenis kuda di Indonesia diantaranya sebagai berikut.
1. Kuda Sandel,
berasal dari Pulau Sumba, merupakan salah satu kuda terbaik di Indonesia.
Ciri-ciri kuda Sandel yaitu bentuk tubuh serasi dan cenderung kecil, ukuran
kepala kecil, rambut tubuh lembut dan mengilap, semangat dan agresif, bagian
tubuh depan lebih besar dari bagian belakang, ekor tampak tinggi, memiliki
beberapa warna, dan kuku pada keempat kaki kuat dan keras. Tinggi kuda Sandel
mencapai 1,3 m dan kecepatan larinya tinggi.
2. Kuda Sumbawa,
tersebar di Pulau Sumbawa dan NTB, merupakan jenis kuda yang terbagi menjadi
dua ras, yaitu kuda Sumbawa dan kuda Bima, dimana postur tubuh kuda Bima lebih
pendek dari kuda Sumbawa. Tinggi kuda Sumbawa berkisar antara 1 hingga 1,25 m.
Sifat khas kuda Sumbawa adalah sabar dan termasuk dalam tipe kuda beban atau
tipe kerja.
3. Kuda Sawu,
terdapat di Pulau Sawu, termasuk kuda yang dimanfaatkan tenaganya untuk menarik
beban.
4. Kuda Timor,
terdapat di Pulau Timor, memiliki ciri-ciri antara lain tubuh berbentuk lurus,
punggung nampak lurus, ukuran leher pendek, dan ekor agak tinggi. Warna rambut
pada tubuh kuda Timor bervariasi. Tinggi kuda Timor sekitar 1,3 m dan sering
digunakan sebagai kuda tarik.
5. Kuda Flores,
terdapat di Pulau Flores, merupakan jenis kuda yang terbagi menjadi dua
berdasarkan daerah sebaran, yaitu Kuda Manggarai dan Kuda Ngada. Ciri umum kuda
Flores yaitu warna kulit coklat kemerahan. Kuda Flores sering dimanfaatkan
sebagai kuda tarik.
6. Kuda
Sulawesi merupakan jenis kuda yang dibagi menjadi dua, yaitu kuda Bone dan kuda
Mahar. Ciri kuda Sulawesi antara lain ketahanan tubuh tinggi, keempat kaki
kokoh dan kuat, dan tempramennya stabil.
7. Kuda Jawa
merupakan jenis kuda yang terdapat di daerah Pulau Jawa. Ciri-ciri kuda Jawa
antara lain tahan terhadap panas, jinak, kaki dan sendi-sendi tidak berkembang
optimal, postur tubuh senderung kecil, dan kekuatan tubuh baik. Kuda Jawa
sering dimanfaatkan sebagai kuda penarik beban.
8. Kuda Aceh,
berada di sekitar Danau Toba, memiliki ciri tinggi sekitar 1,32 m, rambut pada
ekor dan tengkuk nampak bagus, posisi ekor tinggi, kaki belakang agak ramping,
ukuran punggung panjang dan sempit, kepala serasi, bentuk muka lurus, dan leher
kelihatan lemah dan pendek.
9. Kuda Arab,
berasal dari Arab Saudi, memiliki ciri ukuran tubuh relatif pendek sekitar 1,6
m, bobot tubuh sekitar 500 kg, dan memiliki kemampuan berlari yang cepat.
10.
Kuda Thoroughbred
merupakan kuda keturunan dari kuda Arab yang memiliki ciri warna rambut dan
kulit bervariasi, aktif dan bersemangat, serta kaki dan muka berwarna putih. Tinggi
kuda ini bisa mencapai 1,7 m dan bobot tubuh sekitar 500 kg.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pacuan kuda merupakan olahraga menunggang atau memacu kuda
secepat-cepatnya menuju ke garis akhir (finish).
Permainan pacuan kuda membutuhkan tempat yang luas untuk memainkannya dan dapat
dilakukan oleh pria maupun wanita. Dalam permainan pacuan kuda, diperlukan
penguasaan teknik dasar berkuda guna mencapai hasil yang diinginkan. Selain
itu, juga terdapat beberapa ketentuan yang harus dipatuhi dan hal-hal yang
perlu diperhatikan agar tidak terdiskualifikasi atau kalah.
3.2. Saran
Olahraga pacuan kuda sebaiknya mulai
diperkenalkan pada anak didik untuk menghasilkan bibit atlet yang berpotensi,
khususnya di kota Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dengan
pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat. Surabaya juga dapat berkontribusi dalam
memajukan olahraga pacuan kuda dengan memunculkan bibit-bibit atlet pacuan kuda.
Namun, sarana dan fasilitas olahraga pacuan kuda di Surabaya masih minim karena
membutuhkan tempat yang luas, sedangkan jumlah tanah di Surabaya kian hari kian
menipis. Oleh karena itu, Surabaya perlu memiliki suatu tempat olahraga pacuan
kuda dengan fasilitas yang layak untuk upaya peningkatan prestasi dengan berbagai
macam kegiatan yang mendukung, misalnya pelatihan dan pertandingan berkuda yang
dapat dilakukan dalam satu tempat sekaligus guna menghasilkan bibit atlet yang
berpotensi yang dapat menorehkan hasil bagus dalam dunia olahraga pacuan kuda. Diharapkan
akan muncul kader-kader baru yang mampu mengembangkan olahraga pacuan kuda dan
mencetak prestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim (2014). BAB I Pendahuluan. Dari http://etd.repository.ugm.ac.id
/index.php?mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=72112&
ftyp=potongan&potongan=diploma-2014-320982-chapter1.pdf,
5 Agustus 2017
Anonim (2011). Olahraga Pacuan Kuda. Dari https://elvanenda.wordpress.com/category/olahraga-
pacuan-kuda/, 5 Agustus 2017
Anonim (2010). Sejarah Olahraga Menunggang kuda/Pacuan Kuda.
Dari http://berawaldarikacangan.blogspot.co.id/2010/02/sejarah-olahraga-menunggang-
kudapacuan.html, 5 Agustus 2017
Ardilla (2013). Teknik Menunggang Kuda, Dari https://gamisar.wordpress.com/2013/05/17/tehnik-
menunggang-kuda/, 5 Agustus 2017
Cancer, Against (2008).
Olahraga Berkuda. Dari http://duniakuda.blogspot.co.id/2008/04/olag-raga-
berkuda.html, 5 Agustus 2017
Rumah Ternak (2016). Jenis-Jenis Kuda di Indonesia. Dari https://rumahternak21.blogspot.co.id
/2016/08/jenis-jenis-kuda-di-indonesia.html,
5 Agustus 2017
ditambah warna kuda om,,untuk yang blum tau kuda
ReplyDeleteagen sabung ayam online dari filipina live streaming terbaik
ReplyDeletehttp://agensabungayam.logdown.com/post/7834285-fungsi-tersembunyi-amoxicilin-untuk-ayam-bangkok-aduan
Link Official Bolavita : http://159.89.197.59/
Telegram : +62812-2222-995
Wechat : Bolavita
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
POKERBET88 merupakan salah satu situs permainan kartu dan slot Online terbaik, terlengkap, aman dan terpercaya dengan persentase kemenangan yang tinggi saat ini di Indonesia. Situs ini juga menyediakan berbagai macam permainan SLOT Online yang populer dengan sistem dan server stabil yang mudah di akses kapanpun dan dimanapun.
ReplyDelete