BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kota
Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia dengan jumlah pertumbuhan
penduduk yang pesat. Dengan menjadi kota terbesar kedua dari suatu negara,
Surabaya menjadi sorotan mengenai kelengkapan kota dari berbagai sektor.
Berbagai fasilitas dan jenis pekerjaan
pun lebih bervariasi dibandingkan kota–kota lainnya di Indonesia. Salah satu
fasilitas olahraga yang ada di Surabaya adalah tempat bermain bowling (bowling center). Hal tersebut didasari
oleh kebutuhan masyarakat akan hiburan yang menyehatkan dengan tempat olahraga
yang dapat sekaligus menjadi tempat rekreasi bersama keluarga maupun teman
sepergaulan.
Permainan
bowling sendiri merupakan salah satu olahraga dengan aktivitas melempar
bola bowling di atas lintasan yang
panjang untuk menumbangkan sepuluh buah pin. Saat ini, tempat bermain bowling
lebih dikenal sebagai bangunan rekreasi indoor karena, selain menjadi permainan, olahraga bowling dapat
menjadi sarana latihan fisik untuk membakar
lemak dan mereggangkan otot yang biasanya jarang digunakan. Permainan
bowling juga cukup mudah dan dapat dimainkan oleh anak-anak, remaja, dan orang
dewasa yang sekaligus menjadi tujuan rekreasi dan hiburan yang ideal bagi
masyarakat perkotaan.
Fakta
yang terdapat di negara Indonesia adalah olahraga bowling masuk ke dalam cabang
olahraga tingkat nasional, yakni dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional
(PON) dengan adanya perwakilan pemain minimal dari lima provinsi yang berarti
bahwa bowling memiliki peminat cukup tinggi di Indonesia karena sudah tersebar
di banyak provinsi, salah satunya Surabaya.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun
beberapa permasalahan berdasarkan latar belakang di atas yang akan dibahas
adalah sebagai berikut :
1. Sejarah
bowling
2. Pengertian
bowling
3. Peraturan
dalam permainan bowling
4. Teknik-teknik
dalam permainan bowling
5. Media
dalam permainan bowling
6. Informasi
lain seputar bowling
1.3.
Tujuan
Adapun
beberapa tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui
sejarah bowling
2. Mengetahui
pengertian bowling
3. Mengetahui
peraturan dalam permainan bowling
4. Mengetahui
teknik-teknik yang digunakan dalam permainan bowling
5. Mengetahui
sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan bowling
6. Mengetahui
informasi lain seputar bowling
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah Bowling
Menurut
cacatan sejarah, bowling sebenarnya termasuk olahraga tua yang sudah dikenal
sekitar 7000 tahun yang silam dengan bukti yang ditemukan dalam kuburan-kuburan
tua Mesir Kuno. Pada tahun 1950 sebelum masehi, ketika Julius Caesar berkuasa,
rakyat di daerah Alpine (Italia) memainkan bowling yang disebut Bocce. Setelah itu, banyak nama yang
digunakan untuk menyebutkan bowling, yaitu Bowls
Skittles, Kegling Nine Pin, Dutch Pin, dan Quilles. Namun berdasarkan catatan sejarah, orang Jerman yang
pertama kali memainkan bowling dikaitkan dengan upacara agama, dimana pin
bowling diibaratkan Kegle (setan).
Masyakarat akan melemparkan batu atau semacam bola kepada Kegle dan apabila semua rubuh berarti kehidupannya bersih.
Pada
abad ke-14, permainan bowling menjadi terkenal di Inggris. Pada saat itu, raja
Edward III sempat mengeluarkan undang-undang untuk menghentikan permainan itu,
tapi ternyata tidak mampu menghambatnya. Pada tahun 1455, bowling yang semula
hanya dilakukan di lapangan, beranjak ke gelanggang di bawah atap. Bowling
mulai dikenal di Irlandia dan Skotlandia, dan pada tahun 1600-an Amerika mulai
mengenalnya yang dibawa oleh orang-orang Belanda sehingga lama-kelamaan terbentuk
organisasi Bowling Amerika (American
Bowling Congress) pada tahun 1895. Seiring kemajuan teknologi, olahraga
bowling menyebar ke benua Eropa dan memasuki benua Asia pada tahun 1960-an,
seperti Jepang, Filipina, Thailand, Singapura, dan pada tahun 1970 di Jakarta.
Di
Indonesia pada tahun 1983, bowling mulai diperkenalkan dalam bahasa Indonesia sebagai
singkatan dari bola gelinding oleh menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi,
Achmad Thahir, ketika menjadi ketua panitia kejuaraan bowling antar klub
memperebutkan Piala Presiden Soeharto. Ketika pertumbuhan ekonomi di Indonesia
semakin membaik, pada bulan Agustus tahun 1970, Hotel Kartika Plaza membuka
sebuah pusat olahraga bowling dengan 16 jalur menggunakan mesin buatan Brunswick. Dalam waktu yang singkat,
olahraga bowling menarik banyak peminat dari berbagai kalangan pengusaha,
pegawai, ABRI, mahasiswa, pelajar, bintang film, dan ibu-ibu rumah tangga.
Bermula
dari hasrat mengendorkan urat syaraf, bersantai, dan mengisi waktu luang,
olahraga bowling lama-kelamaan berubah menjadi olahraga yang mengadu kepandaian
antar satu sama lain sehingga muncullah kompetisi dan berbagai kelompok/klub.
Lahirnya berbagai klub membuat berdirinya suatu wadah organisasi yang bisa
mengawasi perkembangan klub dan memikirkan kemajuan olahraga bowling. Maka atas
prakarsa M. A. Suganda dari perkumpulan bowling Metropolitan bersama M. Q. Amirudin, diundanglah semua klub untuk
membicarakan pembentukan wadah tersebut sehingga pada tanggal 6 Oktober 1970, klub
yang hadir tersebut sepakat mendirikan suatu wadah organisasi yang diberi nama
Persatuan Bowling Indonesia (PBI) yang ada hingga saat ini.
2.2.
Pengertian Bowling
Bowling,
yang nama resminya adalah 10-pin-bowling,
merupakan sebuah olahraga sekaligus permainan yang membutuhkan akurasi dan
bersifat menyenangkan bagi orang dewasa maupun anak muda. Tujuan dari permainan
bowling adalah melempar atau menggelindingkan bola bowling dengan tangan di
atas lintasan yang panjang untuk menjatuhkan sepuluh buah pin (target lemparan)
yang telah disusun menjadi bentuk segitiga jika dilihat dari atas dalam
maksimum 2 lemparan bola. Panjang lintasan adalah 60 kaki (18,28 m) dan
lebarnya 3,5 kaki (1,07 m) dengan 2 buah lajur gutter (semacam selokan) di kanan-kiri lintasan agar bola bowling
tidak keluar lintasan.
Jika
semua pin dijatuhkan dalam sekali lemparan, maka hal tersebut disebut strike. Jika pin tidak dijatuhkan
sekaligus, maka diberikan satu kesempatan lagi untuk menjatuhkan pin yang tersisa.
Bilamana pada lemparan kedua tidak ada lagi pin yang tersisa, maka hal tersebut
disebut spare. Jika setelah dua kali masih
ada pin yang tersisa, maka hal tersebut disebut open frame (missed) yang
akan menentukan perhitungan angka yang diperoleh oleh pemain dalam setiap
permainannya. Setelah itu, pin akan disusun seperti semula untuk giliran (frame) berikutnya.
2.3.
Peraturan Bowling
Dalam
bermain bowling, ada beberapa peraturan yang mengatur jalannya permainan
bowling yang harus ditaati oleh pemain sehingga permainan dapat berjalan dengan
baik. Beberapa peraturan tersebut diantaranya sebagai berikut.
1. Satu lintasan bowling dapat dipakai
maksimal 5 orang secara bergantian. Layar display di atas lintasan akan
menampilkan nama pemain secara bergantian sehingga pemain hanya diperbolehkan
bermain saat namanya ditampilkan.
2. Sebelum melempar bola, pemain wajib
memastikan 10 pin bowling sudah dalam kondisi terbuka (cover bola sudah naik).
3. Satu orang memiliki jatah melempar
maksimal 2 kali jika tidak terjadi strike,
dan hanya sekali melempar jika strike.
4. Dalam 1 sesi permainan, 1 orang
bergiliran 10 kali strike atau 20
kali lempar jika tidak strike.
5. Cara perhitungan angka untuk olahraga
bowling yaitu setiap permainan mempunyai 10 frame
dan setiap frame mempunyai 2
kotak yang melambangkan dua kali kesempatan lemparan. Khusus pada frame ke-10, ada 3 kotak yang artinya
bisa mempunyai kesempatan 3 kali lemparan. Skor tertinggi dalam setiap
permainannya adalah 300 yang disebut perfect
game. Dalam setiap frame, strike akan mendapatkan tambahan angka
untuk 2 lemparan selanjutnya, sedangkan spare
mendapat tambahan angka untuk 1 lemparan selanjutnya.
2.4.
Teknik Bowling
Tidak
ada aturan khusus yang mengatur tentang cara melemparkan bola bowling di
sepanjang lintasan. Selama bola bowling dilempar dengan posisi pemain tidak
melewati garis batas, hal tersebut dianggap sah. Pemain boleh melempar bola
bowling dengan kedua tangan dan mengayunkannya dari antara kedua kaki, tapi
cara tersebut cenderung banyak kekurangan dari segi tenaga lemparan dan gaya.
Umumnya, bola bowling dipegang menggunakan 1 tangan, dimana jari tengah, jari
manis, dan ibu jari dimasukkan ke dalam tiga lubang yang ada di bola bowling. Oleh
karena itu, pemain sebaiknya memilih bola dengan ukuran lubang yang pas dengan
jari-jarinya sehingga bisa masuk dengan pas ke dalam lubang bola.
Untuk
melakukan lemparan yang terbaik, pemain harus berdiri tegak, memposisikan bola
di depan badan (kira-kira setinggi pinggang), menggunakan tangan satunya yang
bebas untuk menopang berat bola bowling, melangkah ke depan sembari menekuk
sedikit lutut dan mengayunkan tangan yang memegang bola ke belakang setinggi
bahu untuk mengumpulkan momentum, lalu mengayunkan tangan ke depan sambil
melepaskan bola bowling ke lintasan menuju 10 pin yang ada di ujungnya dengan
tidak melewati garis batas.
2.5.
Sarana dan Prasarana Bowling
Dalam melakukan setiap olahraga,
pasti dibutuhkan peralatan yang akan digunakan agar permainan dapat berjalan
dengan baik. Peralatan yang digunakan dalam permainan bowling adalah sebagai
berikut.
1. Bola bowling terbuat dari karet,
urethane, plastik, resin reaktif, atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut.
Bola bowling memiliki berat 8 hingga 16 pound dan terdapat tiga lubang untuk
meletakkan ibu jari, jari tengah, dan jari manis.
2. Tas bola bowling untuk membawa dan
melindungi satu atau lebih bola bowling.
3.
Aksesoris bowling, seperti krim
anti-slip, alat pemeliharaan atau pembersih peralatan dan perlengkapan bowling,
handuk, dan sarung tangan bowling.
4. Sepatu bowling merupakan sepatu khusus
yang di bagian bawahnya terdapat
semacam kulit pelapis sol agar tidak licin dan
terpeleset saat melempar bola. Kaus
kaki juga wajib dikenakan oleh pemain.
5. Lintasan bowling dengan panjang 60 kaki
(18,28 m) dan lebarnya 3,5 kaki (1,07 m) dengan 2 buah lajur gutter (semacam
selokan) di kanan-kiri lintasan agar bola bowling tidak keluar lintasan.
Lintasan bowling terbuat dari kayu yang sangat halus sehingga membutuhkan
pemeliharaan berupa pembersihan dan pemolesan.
6. Mesin bowling untuk menempatkan dan
menyusun pin bowling pada ujung lintasan setelah setiap frame.
7. Area pemain, dimana terdapat alat
penyortiran bola di ujung lintasan, monitor komputer dan layar untuk
menunjukkan poin yang didapat oleh pemain, kursi dan meja untuk pemain, serta
rak bola bowling di samping kursi.
2.6.
Informasi Lain tentang Bowling
Pin bowling merupakan
peralatan wajib yang diperlukan untuk permainan bowling karena berfungsi
sebagai objek yang akan dituju dan dirobohkan. Apabila tidak ada pin bowling,
maka tidak akan ada permainan bowling karena tidak adanya target yang dituju.
Bola bowling akan menjatuhkan pin untuk menghasilkan skor. Pin yang umumnya
digunakan adalah pin dengan ukuran lebar 4,75 inci dan tinggi 15 inci. Berat
standar pin bowling adalah 3 pound dan 6 oz, tetapi ada juga pin yang sekarang
diperbolehkan (sejak tahun 1998) yang beratnya 3 pound dan 10 oz. Pin bowling
dibuat dengan menempelkan balok kayu maple keras secara bersamaan. Pembuat pin
bowling menggunakan blok untuk membuat bentuk pin dengan menggunakan mesin
bubut. Bentuk yang terbentuk kemudian akan dilapisi dengan lapisan keras dari
bahan plastik dan dicat putih untuk menghasilkan produk jadi (pin bowling) yang
mengkilap dan enak dipandang oleh mata.
ABC (American Bowling Congress) adalah lembaga yang menentukan bagaimana
pin yang harus dibuat, yakni sesuai dengan standar mereka ditetapkan. Mereka
juga bertanggung jawab untuk memeriksa lintasan bowling. Beberapa tempat
mungkin tidak memiliki peraturan ketat mengenai bentuk dan ukuran pin atau
mesin pengaturan pin. Ada tiga jenis pin yang umum digunakan dalam bowling,
yakni sebagai berikut.
1. Pin Vultex Vulcan 2
Jenis pin ini populer dipakai oleh
tempat bermain bowling. Pin ini berbentuk seperti struktur yang dibuat dengan
cetakan yang membuatnya terlihat keras dan tahan lama.
2. Pin Brunswick PBA Emas
Jenis pin ini memiliki berat 3 pound
dan 10 oz sehingga jauh lebih berat dari pin biasa. Dalam pin ini, terdapat
fitur logo PBA berwarna karena PIN ini adalah pin standar dan hanya digunakan
dalam turnamen yang ditetapkan oleh Professional
Bowlers Association (PBA) tersebut. Ada juga pin jenis ini yang memiliki logo
di bagian bawah pin agar dapat digunakan dalam permainan bowling biasa.
3.
Pin Winsom
Perusahaan produksi pin bowling, Brunswick,
telah memproduksi pin winsom dengan harga
yang lebih murah. Penjualan pin jenis ini melampaui penjualan pin jenis lainnya
dan sebagian besar diekspor ke beberapa negara di Asia.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa bowling merupakan olahraga melempar atau menggelindingkan bola
bowling dengan tangan di atas lintasan yang panjang untuk menjatuhkan sepuluh
buah pin (target lemparan) yang telah disusun menjadi bentuk segitiga. Permainan
bowling membutuhkan akurasi untuk memainkannya dan dapat dilakukan oleh pria
maupun wanita, baik orang dewasa maupun anak muda, karena bersifat menyenangkan.
Dalam permainan bowling, diperlukan penguasaan teknik dasar melempar bola
bowling guna tercapainya hasil yang maksimal dan sesuai harapan, yakni menjatuhkan
pin bowling sebanyak-banyaknya.
3.2. Saran
Olahraga
bowling sebaiknya mulai dikenalkan pada anak didik untuk menambah wawasan
sekaligus menjadi peluang menghasilkan bibit atlet yang berpotensi. Saat ini,
pengenalan akan olahraga bowling kepada peserta didik di sekolah masih minim
dikarenakan jumlah fasilitas bermain bowling yang masih minim, khususnya di
Surabaya. Memang sudah ada beberapa tempat bermain bowling di Surabaya, namun
jumlahnya masih belum cukup untuk menyamai tingkat pertumbuhan penduduk kota
Surabaya. Padahal, peluang pembangunan tempat bermain bowling terlihat cukup
menjanjikan dengan dukungan manfaat dan animo masyarakat.
Oleh
sebab itu, dibutuhkan perencanaan dan perancangan tempat bermain bowling yang
dapat disesuaikan dengan kondisi kota Surabaya sebagai kota metropolitan yang
tentunya dilengkapi dengan fasilitas yang memadai untuk menarik minat masyarakat
kota Surabaya untuk mengunjunginya. Melalui penambahan jumlah fasilitas bermain
bowling, diharapkan semakin banyak masyarakat yang tertarik mempelajari
olahraga bowling sehingga akan muncul kader-kader baru dalam olahraga bowling
yang dapat menorehkan hasil yang bagus di dunia olahraga dan membuat olahraga bowling
terus berkembang
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Syamsul (2016). Olahraga Bola Besar (Bowling). Dari http://munabarakati.blogspot.co.id
/2016/03/olahraga-bola-besar-bowling.html,
6 Agustus 2017
Anonim (n.d.) BAB I Pendahuluan. Dari http://eprints.undip.ac.id/43450/3/bab_1.pdf,
6 Agustus2017
Bertha (2008). Fun Sport with Bowling. Dari http://bertha-manies-100-bertha.blogspot.co.id
/2008/06/olahraga-bowling.html,
6 Agustus 2017
Isnin (2010). Peralatan Bowling. Dari http://jombowling.blogspot.co.id/2010/07/peralatan-
bowling.html, 6 Agustus 2017
Junior, Floriano
(2011). Jenis Pin Bowling. Dari http://icon-blogger.blogspot.co.id/2011/11/jenis-pin-
bowling.html, 6 Agustus 2017
Nurjanah, Siti (2015). Cara Bermain Bowling. Dari https://aturanpermainan.blogspot.co.id/2015/11
/cara-bermain-bowling.html,
6 Agustus 2017
Wardani, Angga (2012). Sejarah Bowling. Dari https://anggawardani94.wordpress.com/2012/05
/01/sejarah-bowling/,
6 Agustus 2017
0 komentar:
Post a Comment