BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah
satu kebutuhan paling dasar manusia ialah keamanan dan kesejahteraan. Agar
dapat memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan
berbagai cara dan sarana, diantaranya ciptaan manusia yang menyangkut tentang
kebutuhan keamanan, yakni cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi
berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG), salah satunya
adalah jurus dan senjata. Jurus adalah teknik gerak fisik berpola yang efektif
untuk membela diri maupun menyerang tanpa ataupun dengan senjata. Bentuk
awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang
disesuaikan dengan anatomi manusia yang kemudian terus dikembangkan, sejalan
dengan perkembangan budaya manusia, sama halnya dengan senjata yang digunakan.
Agar
mampu memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai
cara dan sarana, diantaranya dengan mengembangkan jurus menjadi bentuk seni dan
olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan bagi hidup mereka. Salah satu
bentuk pengembangan seni jurus tersebut ialah pencak silat.
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun
beberapa permasalahan berdasarkan latar belakang di atas yang akan dibahas
adalah sebagai berikut :
1. Sejarah
pencak silat
2. Pengertian
pencak silat
3. Peraturan
dalam permainan pencak silat
4. Teknik-teknik
dalam permainan pencak silat
5. Media
dalam permainan pencak silat
6. Informasi
lain seputar pencak silat
1.3.
Tujuan
Adapun
beberapa tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui
sejarah pencak silat
2. Mengetahui
pengertian pencak silat
3. Mengetahui
peraturan dalam permainan pencak silat
4. Mengetahui
teknik-teknik yang digunakan dalam permainan pencak silat
5. Mengetahui
sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan pencak silat
6. Mengetahui
informasi lain seputar pencak silat
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Sejarah Pencak Silat
Pencak
silat bermula dari tradisi yang diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut
ke mulut, diajarkan dari guru ke murid. Karena hal tersebut, catatan tertulis
mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Kebanyakan sejarah silat dikisahkan
melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain, misalnya asal
mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang
menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia mencontoh gerakan
tarung hewan tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan
berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan
berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak, seperti yang kini
ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh
pengaruh luar.
Pencak
silat baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-kerajaan
yang merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat pribumi Asia
tenggara. Pada jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu, kemudian Budha dan terakhir
Islam, pencak silat dikembangkan dan menyebar luas. Pencak silat diperkirakan
menyebar di kepulauan Nusantara semenjak abad ke-7 masehi, namun asal mulanya belum
dapat dipastikan. Kendati demikian, pencak silat saat ini telah diakui sebagai
budaya suku Melayu (penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung
Malaka) dalam pengertian yang luas. Berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali,
Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya juga mengembangkan bentuk pencak silat
tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan
silek.
Sheikh
Shamsuddin berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan
India dalam pencak silat. Hal tersebut cenderung benar karena memang kebudayaan
Melayu (termasuk pencak silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak
awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa
oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya.
Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan
kebudayaan penduduk asli sehingga pencak silat lahir bersamaan dengan munculnya
kebudayaan Melayu sehingga setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang
dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka
meyakini bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.
Hal serupa juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan
dan penyebaran pencak silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya
banyak dipengaruhi oleh kaum ulama seiring dengan penyebaran agama Islam pada
abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah
perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat
ini. Kala itu, pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama
di surau-surau. Pencak silat lalu berkembang dari sekedar ilmu bela diri dan
seni tari rakyat menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi
penjajah. Di samping itu, pencak silat juga menjadi bagian dari latihan
spiritual.
Pencak
silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan
memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap penjajah
asing. Setelah zaman kemerdekaan, pencak silat berkembang menjadi ilmu bela
diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA)
di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan
Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan
perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Pencak silat kini telah
secara resmi masuk sebagai cabang olahraga dalam pertandingan internasional,
khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
Pencak
Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan
sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan
etnologis, serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, pencak
silat dikenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai
aspek-aspek yang sama. Pencak silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa
Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Hingga kini belum
ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang
disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber
bagi pengembangan yang lebih teratur, dimana hanya secara turun temurun dan
bersifat pribadi atau kelompok, latar belakang dan sejarah pembelaan diri
dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di
masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan
dan pemassalan yang lebih luas.
2.2.
Pengertian Pencak Silat
Pencak
silat adalah olahraga berkelahi yang menggunakan teknik pertahanan diri. Pencak
silat merupakan seni bela diri Asia yang berawal dari budaya Melayu. Olahraga
bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura,
namun juga dapat ditemukan dalam berbagai variasi di berbagai negara sesuai
dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan dan Thailand
Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia, saat ini Vietnam juga
telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk
organisasi pencak silat di Indonesia adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat
Indonesia), sedangkan Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antara Bangsa) adalah
nama organisasi yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei
Darussalam untuk mewadahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara. Di
dunia internasional, pencak silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya Persilat
di Jakarta pada tahun 1980.
Suatu
seminar mengenai pencak silat pernah diadakan oleh pemerintah pada tahun 1973
di Tugu, Bogor. Dalam seminar ini dilakukan pengukuhan istilah bagi seni
pembelaan diri bangsa Indonesia dengan nama "pencak silat" yang
merupakan kata majemuk, karena tidak semua daerah di Indonesia menggunakan
istilah pencak silat di masa lalu. Di beberapa daerah di Jawa digunakan nama pencak,
sedangkan di Sumatera orang menyebutnya dengan silat. Pencak dan silat merupakan kata yang berbeda. Kata pencak sendiri dapat
mempunyai arti khusus, begitu pula dengan kata silat. Pencak berarti gerak
dasar bela diri yang terikat pada peraturan, dan digunakan dalam belajar,
latihan, serta pertunjukan. Silat berarti gerak bela diri yang sempurna yang
bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau
kesejahteraan bersama, menghindarkan diri dari bencana. Istilah pencak silat
mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri, dan kebatinan. Menurut IPSI
bersama BAKIN pada tahun 1975, pencak silat adalah hasil budaya manusia
Indonesia untuk membela atau mempertahankan eksistensi (kemandirian) dan
integritasnya terhadap lingkungan hidup atau alam sekitarnya untuk mencapai
keselarasan hidup guna meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.3.
Peraturan Pencak Silat
2.3.1
Ketentuan Umum
Pertandingan pencak
silat dilakukan oleh dua orang pesilat yang saling berhadapan utuk mencapai
prestasi dengan cara melakukan pembelaan (hindaran, elakan dan tangkisan), melakukan
serangan pada sasaran (serangan tangan dan kaki), menjatuhkan lawan, atau
mengunci lawan. Pertandingan dilakukan dalam 3 babak, dengan masing-masing
babak selama 2 menit dan istirahat antarbabak selama 1 menit. Pertandingan pencak
silat dipimpin oleh satu orang wasit dan lima orang juri. Ketentuan
pertandingan adalah sebagai berikut.
1. Setiap
pembelaan dan serangan harus berpola dari sikap awal, pasangan langkah, serta
adanya koordinasi dalam melakukan serangan atau pembelaan.
2. Serangan
beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara ke
arah sasaran, sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan.
3. Mematuhi
ketentuan mengenai sasaran, larangan-larangan, dan kaidah pencak silat dan
ketentuan-ketentuan perwasitan pada umumnya.
2.3.2
Ketentuan Kemenangan
Kemenangan
dianggap sah apabila memenuhi salah satu persyaratan sebagai berikut.
1. Menang
angka, jika pertandingan selesai 3 babak dan juri memenangkan salah satu
pesilat dengan jumlah angka lebih banyak dari pada lawannya.
2. Menang
teknik, jika lawannya tidak bisa melanjutkan pertandingan karena menyatakan
diri tidak dapat melanjutkan pertandingan atau kondisinya tidak memungkinkan
untuk melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter pertandingan.
permintaan pelatih.
3. Menang
mutlak, jika lawannya jatuh karena serangan yang sah dan tidak sadar sampai
hitungan wasit ke-10 dalam waktu 10 detik.
4. Menang
diskualifikasi jika lawan mendapat peringatan ke-3 setelah peringatan ke-2,
atau lawan melakukan pelanggaran berat sehingga diberikan hukuman langsung
diskualifikasi, atau melakukan pelanggaran tingkat pertama sehingga lawan
cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter
pertandingan.
5. Menang
karena pertandingan tidak seimbang.
6. Menang
karena lawan tidak hadir dalam pertandingan atau mengundurkan diri.
2.3.3
Ketentuan Penilaian
Penilaian
dalam olahraga pencak silat akan diberikan kepada pesilat dengan ketentuan
sebagai berikut.
1. Nilai
1 (satu) untuk elakan atau tangkisan yang berhasil yang langsung disusul oleh
serangan yang masuk pada sasaran, atau teknik jatuhan yang berhasil dan serangan
tangan yang masuk.
2. Nilai
2 (dua) untuk serangan kaki yang masuk pada sasaran.
3. Nilai
3 (tiga) untuk menjatuhkan lawan.
4. Nilai
4 (empat) untuk mengunci lawan.
5. Selain
hal diatas, diberikan juga kerapian teknik yaitu penilaian atas kaidah-kaidah
permainan pencak silat dengan nilai terendah 2 (dua) dan nilai tertinggi 5
(lima) pada setiap babak.
6. Sasaran
yang boleh diserang adalah bagian tubuh, kecuali leher. Dada, perut, pinggang kiri dan kanan, punggung,
tungkai, dan lengan dapat dijadikan sasaran serangan menjatuhkan dan mengunci
lawan, namun tidak mempunyai nilai sebagai serangan perkenaan.
2.4.
Teknik Pencak Silat
Dalam permainan
pencak silat, dibutuhkan penguasaan akan teknik-teknik yang ada guna mencapai
hasil yang maksimal atau hasil yang diharapkan. Berikut ini adalah
teknik-teknik dalam permainan pencak silat.
1. Serangan
Serangan adalah usaha menjatuhkan lawan
dengan menggunakan lengan, tangan, ataupun siku untuk mengenai sasaran tertentu
pada anggota badan lawan. Serangan
tangan merupakan serangan yang paling umum dilakukan, umumnya berupa pukulan.
Berbagai macam bentuk serangan adalah sebagai berikut.
a. Pukulan
depan, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal. Arah
lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas, tengah, dan bawah.
b. Pukulan
samping, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal.
Lintasannya ke arah samping badan dengan posisi tangan mengepal.
c. Pukulan
sangkol, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal.
Lintasannya dari bawah ke atas dengan kepalan tangan terbalik dan diarahkan ke
sasaran kemaluan.
d. Pukulan
lingkar, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan mengepal.
Lintasannya melingkar dari luar ke dalam, dengan titik sasaran rahang dan
rusuk. Posisi tangan mengepal menghadap ke bawah dan perkenaannya seluruh
buku-buku jari.
e. Tebasan,
yaitu serangan yang dilakukan dengan menggunakan satu atau dua telapak tangan
yang terbuka dengan perkenaan sisi telapak tangan luar. Arah lintasannya dari
luar ke dalam atau dari atas ke bawah, dengan sasaran muka, leher, bahu, atau
pinggang.
f. Tebangan,
yaitu serangan yang menggunakan satu atau dua telapak tangan terbuka dengan
perkenaan sisi telapak tangan dalam. Lintasannya dari dalam ke luar atau dari
luar ke dalam, dengan arah sasaran leher.
g. Sangga,
yaitu serangan dengan satu atau dua telapak tangan terbuka. Bagian perkenaannya
adalah pangkal telapak tangan dalam. Lintasannya dari bawah ke atas, dengan
sasaran dagu dan hidung.
h. Tamparan,
dilakukan dengan telapak tangan dalam yang kelima jari tangannya merapat satu
dengan lainnya. Lintasannya dari luar ke dalam, dengan sasaran telinga.
i. Kepret, yaitu serangan dengan telapak
tangan luar yang kelima jari tangannya merapat satu dengan lainnya. Lintasan
dari dalam ke luar atau bawah ke atas, dengan sasaran muka atau kemaluan.
j. Tusukan, yaitu serangan dengan
menggunakan jari tangan, dengan posisi jari merapat. Arahnya lurus ke depan,
dengan sasaran mata dan tenggorokan.
k. Totokan,
yakni serangan dengan menggunakan tangan setengah meng-genggam yang
perkenaannya ruas kedua dari buku jari-jari. Arahnya lurus ke depan dengan
sasaran mata dan tenggorokan.
l. Patukan, yaitu serangan dengan
menggunakan lima jari tangan yang menguncup dan sedikit ditarik ke belakang. Sasarannya
adalah mata.
m. Cengkeraman,
yakni serangan yang menggunakan kelima jari tangan mencengkeram. Lintasannya
dari arah luar ke dalam atau ke segala arah,
dengan sasaran muka.
n. Gentusan,
yakni serangan yang menggunakan sisi tangan bagian dalam. Posisi telapak tangan
mengepal. Sasarannya, yaitu leher dan pelipis.
o. Dobrakan,
yakni serangan yang menggunakan kedua telapak tangan terbuka dengan sasaran
dada.
p. Sikuan,
yakni serangan yang menggunakan siku tangan dengan arah lintasan ke atas,
bawah, depan, samping, dan belakang. Ada beberapa jenis sikuan, antara lain
sikuan atas, sikuan tusuk, sikuan samping, dan sikuan belakang.
2. Belaan
Belaan adalah suatu usaha
mempertahankan diri yang dapat dilakukan baik melalui tangan maupun kaki pada
saat menerima serangan. Macam-macam belaan antara lain adalah sebagai berikut.
a. Pembuangan,
yaitu teknik belaan yang dilakukan dalam keadaan memaksa dengan jalan membuang
tenaga serangan lawan.
b. Pelepasan
kuncian, yaitu usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan dilakukan
dengan cara menggunakan satu atau dua tangan.
c. Elakan
atau hindaran adalah suatu kondisi untuk menghindari dan mengelak dari berbagai
serangan lawan. Elakan mempunyai unsur kuda-kuda, sikap tubuh, dan sikap
tangan. Jenis-jenis elakan antara lain sebagai berikut.
1) Elakan,
yakni cara menghindari serangan lawan dengan memindah-kan salah satu kaki ke
belakang atau ke samping sehingga posisi tubuh berubah (miring).
2) Egosan,
yakni cara menghindari serangan lawan dengan memindah-kan kedua kaki sampai
posisi tubuh berubah (merunduk).
3) Kelitan,
yakni cara menghindari serangan lawan tanpa memindahkan posisi kaki. Kelitan
dilakukan hanya menjauhkan serangan dari anggota badan yang terancam serangan
tersebut.
d. Tangkisan
Tangkisan adalah suatu teknik
belaan untuk mengagalkan serangan lawan dengan cara mengadakan kontak langsung
dengan serangan. Kontak langsung bertujuan membendung atau menahan serangan dan
mengalihkan serangan dari lintasannya. Jenis-jenis tangkisan antara lain
sebagai berikut.
1) Tangkisan
tepis, yakni menggunakan satu atau kedua telapak tangan terbuka dengan kenaan
telapak tangan dalam. Arah gerakannya dari dalam ke luar dan dari atas ke
bawah.
2) Tangkisan
gedik, yakni menggunakan satu lengan dengan tangan mengepal. Perkenaannya yaitu
lengan bawah dalam dengan lintasan dari atas ke bawah.
3) Tangkisan
kelit, yakni menggunakan satu lengan dengan telapak tangan terbuka dengan
perkenaan telapak tangan luar. Arah gerakannya dari dalam ke luar atau
sebaliknya.
4) Tangkisan
siku, yakni menggunakan siku dengan lintasan dari luar ke dalam.
5) Tangkisan
jepit atas, yakni menggunakan kedua lengan yang menyilang dengan kenaannya
sudut persilangan lengan. Arahnya dari atas ke bawah dan sebaliknya.
6) Tangkisan
jepit bawah, yakni hampir sama dengan tangkisan jepit atas, hanya saja posisi
tangan mengepal dan diarahkan ke bawah
7) Tangkisan
potong, yakni menggunakan satu tangan dan lengan di-gerakkan ke samping bawah
seperti gerakan memotong. Perkenaan-nya adalah lengan bawah luar, dengan posisi
tangan terbuka.
8) Tangkisan
sangga, yakni menggunakan satu lengan yang membentuk siku-siku. Perkenaannya
yaitu lengan bawah luar dengan gerakan dari bawah ke atas dan posisi tangan
mengepal.
9) Tangkisan
galang, yakni tangkisan yang menggunakan lengan bawah dalam yang tegak lurus.
Tangan mengepal sambil digerakkan ke samping dari luar ke dalam dan dari dalam
ke luar.
10) Tangkisan
kepruk, yakni menggunakan kedua tangan mengepal dan lengan berbentuk siku-siku
yang digerakkan ke bawah. Perkenaannya adalah punggung kepalan tangan.
11) Tangkisan
kibas, yakni menggunakan kaki dan tungkai yang dikibas-kan ke atau dari samping
dengan perkenaannya telapak kaki.
12) Tangkisan
lutut menggunakan gerakan lutut setinggi pinggang dengan lintasan dari dalam ke
luar.
2.5.
Sarana dan Prasarana Pencak Silat
2.5.1
Pakaian Pencak Silat
Dalam
pertandingan pencak silat, ada ketentuan yang mengatur penggunaan pakaian yang
wajib ditaati oleh pesilat agar tidak menimbulkan cedera. Ketentuannya adalah
pesilat wajib mengenakan pakaian seragam standar pencak silat berwarna polos
(umumnya hitam), memakai ikat kepala, kain samping, dan bisa dilengkapi dengan
memakai badge logo IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) di dada sebelah kiri. Pesilat
juga wajib menggunakan pelindung dada (body protector), pelindung kemaluan, dan
pelindung sendi demi keselamatan.
2.5.2
Lapangan Pencak Silat
Sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan, ukuran lapangan pencak silat adalah
dengan luas 10 m2, panjang dan lebar 10 m, lingkaran tengah dengan
diameter 3 m, dan lingkaran kedua dengan diameter 8 m. Lapangan pencak silat
dilantai dan dilapisi matras tebal ukuran 10 m x 10 m dengan ketebalan 5 cm dan
warna dasar hijau terang, dilengkapi garis putih setebal 5 cm, dan bidang berbentuk
lingkaran. Perlengkapan yang dibutuhkan pada pertandingan pencak silat adalah
meja dan kursi pertandingan, meja dan kursi wasit juri, formulir pertandingan
dan alat tulis menulis, jam pertandingan, gong, bel, lampu babak, lampu isyarat
berwarna merah, biru dan kuning, bendera kecil berwarna merah dan biru, serta timbangan.
2.6.
Informasi Lain tentang Pencak Silat
2.6.1
Sifat dan Ciri Pencak Silat
Pencak
silat memiliki, sifat dan ciri yang unik sehingga membedakannya dengan olahraga
bela diri lainnya. Sifat pencak silat ialah halus, lentuk dan lemas dengan
kekerasan sesaat, tidak membutuhkan ruangan yang luas, gerakan tangan halus dan
selaras, langkah ringan ke segala penjuru, tidak banyak bersuara, pernafasan
wajar, banyak permainan rendah, dan tendangan sedang-sedang.
Ciri-ciri umum pencak silat antara
lain adalah menggunakan seluruh bagian dan anggota tubuh dari ujung jari tangan
dan kaki hingga kepala, dilakukan dengan tangan kosong atau dengan senjata,
namun tidak memerlukan senjata tertentu sehingga benda apapun dapat dijadikan senjata.
Sedangkan ciri-ciri khusus pencak silat ialah sikap tenang, menggunakan
kelentukan, kelincahan, dan kecepatan, saat timing dan sasaran yang tepat
dengan gerak yang cepat untuk menguasai lawan (bukan dengan kekuatan),
menggunakan prinsip timbang badan (permainan posisi dengan memindahkan titik
berat badan), memanfaatkan setiap serangan lawan dengan tenaga lawan, dan mengeluarkan
tenaga sendiri sedikit mungkin (menghemat dan menyimpan tenaga).
2.6.2
Perbedaan Pencak Silat dengan Karate dan Taekwondo
Secara garis besar, terdapat
setidaknya tiga ilmu bela diri di Indonesia yang paling banyak dipelajari,
diantaranya adalah pencak silat, karate, dan taekwondo. Berdasarkan daerah
asalnya, pencak silat merupakan seni bela diri asli dari Nusantara, sedangkan
karate berasal dari Jepang dan taekwondo berasal dari Korea. Di Indonesia,
induk organisasi pencak silat adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia),
induk organisasi karate yaitu FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia),
sementara induk organisasi taekwondo ialah FTI (Federasi Taekwondo Indonesia).
Perbedaan paling mencolok antara pencak silat dengan karate dan taekwondo
terletak pada unsur yang diutamakan, dimana pencak silat mengutamakan
konsentrasi, karate mengandalkan kekuatan, dan taekwondo memfokuskan pada
kecepatan.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pencak silat merupakan olahraga bela diri yang menuntut
kosentrasi, kelincahan, dan pertahanan diri yang baik. Permainan pencak silat
membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya dan dapat
dilakukan oleh pria maupun wanita. Dalam permainan pencak silat, pesilat wajib
menguasai berbagai macam teknik, mulai dari pukulan, sikuan, elakan, hingga
tangkisan guna tercapainya hasil yang maksimal dan sesuai harapan, serta
terdapat beberapa ketentuan yang harus dipatuhi agar tidak gugur.
3.2. Saran
Olahraga pencak silat merupakan
warisan dari kebudayaan asli Nusantara yang harus senantiasa kita jaga dan
lestarikan agar tidak pudar. Olahraga pencak silat harus diperkenalkan sedini
mungkin guna menghasilkan bibit-bibit penerus budaya dan atlet yang berpotensi.
Untuk itu, atlet-atlet pencak silat Indonesia perlu mengajarkan aspek-aspek
mengenai olahraga pencak silat sejak anak usia dini agar dapat membagikan
wawasannya dan mengangkat nama baik bangsa Indonesia. Diharapkan akan muncul
kader-kader baru dalam olahraga pencak silat yang mau melestarikan kebudayaan
asli Nusantara, dapat mengangkat nama baik bangsa Indonesia, serta dapat
membuat olahraga pencak silat terus berkembang sampai ke dunia internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal (2016). 4 Perbedaan Pencak Silat, Karate, dan
Taekwondo.
Dari http://farof.blogspot.co.id/2016/04/4-perbedaan-pencak-silat-karate-dan.html,
29 Juli 2017
Anonim (2014). Teknik
Belaan Dalam Pencak Silat Hindaran Tangkisan.
Dari http://www.latarbelakang.com/2014/03/teknik-belaan-dalam-pencak-silat.html,
29 Juli 2017
Anonim (2014). Teknik Serangan Tangan dalam Pencak Silat.
Dari
http://www.latarbelakang.com/2014/03/serangan-tangan-dalam-pencak-silat.html,
29 Juli 2017
Hartono, Juni (2017). Lapangan dan Perlengkapan Pencak Silat.
Dari http://walpaperhd99.blogspot.co.id/2017/01/lapangan-dan-perlengkapan-pencak-silat.html,
29 Juli 2017
Maryadi, Andi (2015). Makalah Pencak Silat. Dari http://andi-maryadi.blogspot.co.id/2015/04
/makalah-tentang-pencak-silat.html,
29 Juli 2017
Rezot, Kang (2016). Teknik dan Peraturan Pertandingan Olahraga
Pencak Silat.
Dari http://materiku86.blogspot.co.id/2016/03/teknik-dan-peraturan-pertandingan-olahraga-
pencak-silat.html, 29 Juli 2017
Riyan, Dhee (2014). Makalah Pencak Silat. Dari http://makalahlengkap14.blogspot.co.id/2014/12
/makalah-pencak-silat.html,
29 Juli 2017
Suhendar, Tatang
(2014). Pencak Silat. Dari http://mp.ukm.unsoed.ac.id/pencak-silat/,
29 Juli 2017
AJO_QQ poker
ReplyDeletekami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
di sini kami menyediakan 7 permainan dalam 1 aplikasi
- play aduQ
- bandar poker
- play bandarQ
- capsa sunsun
- play domino
- play poker
- sakong
di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
Permanent (acak) | pin bb : 58cd292c "
Cuki mai
ReplyDeleteambon ya:)
Delete